tag:blogger.com,1999:blog-36730954142413378112024-02-06T19:04:55.162-08:00PELANGI TANAH JAUHARIMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.comBlogger181125tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-69907785305073599372010-09-06T22:09:00.000-07:002010-09-06T22:10:09.985-07:00NUN SETEGAK TIANGRima dan irama hidup<br />Akan terus mendekap<br />Menghadiahkan lagu renun<br />Akan terurai segala bayang<br />Yang telah lama hilang<br />Akan riang<br />Nun setegak tiang<br />Ilahi pun menabur sayang<br /><br /><br />Blega, 7 September 2010/ 28 Ramadlan 1431 HMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-64693197115257101072010-09-06T21:37:00.000-07:002010-09-06T21:38:36.009-07:00IDUL FITRIMelangkah mengasah sejarah<br />Untuk idul fitrih<br />Tarian jiwa semakin riang<br />Ikuti jalan terang<br />Alamat pesona sajadah panjang<br /><br /><br />Blega, 7 September 2010/ 28 Ramadlan 1431 H<br /><br />Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-9424419552842137052010-09-06T20:39:00.000-07:002010-09-06T20:43:45.451-07:00MENJELANG HARI RAYALama tak bertamasya<br />Mengelilingi dunia maya<br />Taman-taman persahabatan<br />Bermekaran bunga pengertian<br />Badai kebencian<br />Tak lagi mengecup tangan kehidupan<br /><br />Alangkah bahagia<br />Alangkah mempesona<br />Menjelang hari raya<br />Semua bahasa <br />Melukiskan cinta<br /><br />Blega, 7 September 2010/28 Ramadlan 1431 HMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-179330900437304022010-07-16T13:12:00.000-07:002010-07-16T13:14:14.013-07:00AKU TELAH MENCINTAIMU SECARA DIAM-DIAMaku telah mencintaimu secara diam-diam<br />tanpa pesan singkat atau dering panggilan di telpon genggam<br /><br />aku telah mencintaimu secara diam-diam<br />tanpa mawar atau ukiran wajah dari pualam<br /><br />aku telah mencintaimu secara diam-diam<br />tanpa surat cinta atau titipan salam<br /><br />aku telah mencintaimu secara diam-diam<br />dengan puisi yang sebentar lagi akan terkubur dalam-dalam<br /><br />09 Juli 2009 <br /><br />Biodata Penyair <br />M. Hasan Sanjuri ia adalah penyair lombok yang kini menjadi salah seorang pembina Sanggar Sastra Al-Amien (SSA). Karya-karyanya tersebar diberbagai media baik lokal maupun nasional. Di samping itu terkumpul dalam berbagai buku antologi seperti CAHAYA KATA, dan Kumpulan Puisi Bumi Gora yang ditulisnya di lounching di Gedung Serba Guna TMI Putri berbarengan dengan acara SBSB yang dihadiri oleh D Zawawi Imron, Taufik Ismail, Iman Soleh, Joni Ariadinata, Jamal D Rahman dan beberapa penyair lainnya.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-57839449258385311402010-07-14T03:16:00.000-07:002010-07-14T03:23:34.879-07:00SEBELUM BERANGKATSebelum berangkat<br />Ku mau<br />Langit dan rumput<br />Saling bersujud padaMu<br /><br />Sebelum berangkat<br />Ku mau<br />Riak dan gelombang<br />Saling menjadi sajak<br />Tentang jejakMu<br /><br />Sebelum berangkat<br />Ku mau<br />Badai dan sepoi<br />Saling berpuisi<br />Tentang rahman-rahimMu<br /><br />Sebelum berangkat<br />Ku mau<br />Terang dan petang<br />Saling menjadi saksi<br />Tentang kesempurnaan ciptaMu<br /><br />Al-Amien, 29 Juni 2010<br /><br />Biodata Penulis<br />Moh. Ghufron Cholid, lahir di Bangkalan 07 Januari 1986. Putra KH. Cholid Mawardi dan Nyai Hj. Munawwaroh. Semenjak kecil akrab dengan kehidupan pesantren. Semenjak nyantri mulai akrab dengan dunia tulis menulis. Ia adalah seorang guru MTs TMI Al-Amien Prenduan Sumenep Madura 69465 di sela-sela senggangnya ikut membina di Sanggar Sastra Al-Amien Prenduan, di samping itu sebagai pendiri SastraSunser317 di Facebook. Karya-karyanya dipublikasikan diberbagai media baik cetak seperti Buletin Sidogiri, Majalah QA, Majalah QALAM, Majalah Kuntum (Joqja), Majalah Bongkar dll maupun diberbagai media online seperti mediasastra.com, puitika.net, antologi.net, PENA (Persatuan Penulis Nasional, dengan situs penulisnasional.ning.com) , http://www.poemhunter...., esastera.com sejenis majalah online tingkat asia dll. Terkumpul dalam Antologi Mengasah Alief (2007) bersama 10 Penyair Al-Amien, Antologi Puisi Yaasin (2007), bersama seluruh pesantren se jawatimur, Toples (2009) bersama Mahasiswa jogjakarta, Antologi Puisi Akar Jejak (2010) antologi bersama para penyair Al-Amien yang dilaounching bukunya bertempat di pondok pesantren al-amien bertepatan dengan acara SBSB yang dihadiri oleh Bapak Taufik Ismail, Jamal D Rahman, Iman Sholeh, D Zawawi Imron, Joni Ardinata. Kumpulan Puisi Heart Weather adalah kumpulan puisinya yang diterbitkan via ebook tepat pelaksanaan SBSB.selebihnya adalah antologi puisi yang diterbitkan secara pribadi. Kini penulis tinggal di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura 69465 untuk mengabdikan diri sebagai tenaga edukatif. Alamat email putra_blega@yahoo.com /lora_sun31@yahoo.com CP 087852121488Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-63242829659910839812010-06-30T18:51:00.001-07:002010-06-30T18:56:16.885-07:00JEMARI MEMORI MENGANTAR JAWAB<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTOizSvi3WTXK8oHJ3HsXJb-IcIvxvx9x0AvcjJsXPaXOPeTi7Nc6GPTEkT0rL9yMVxqcuH-a_KTzMHMEh_Odh85OYc75KWFtg_LD2oN7YuBhcxd83OlIA7RbMGlTlDhCueEkEyEzNsHc/s1600/elis+badriyah+tatinting.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 98px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTOizSvi3WTXK8oHJ3HsXJb-IcIvxvx9x0AvcjJsXPaXOPeTi7Nc6GPTEkT0rL9yMVxqcuH-a_KTzMHMEh_Odh85OYc75KWFtg_LD2oN7YuBhcxd83OlIA7RbMGlTlDhCueEkEyEzNsHc/s400/elis+badriyah+tatinting.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5488750621309505234" /></a><br />Suatu siang engkau datang alamat apa yang kau bentang <br />membawa segenggam bunga kamboja berbau melati <br />yang kau tanam di bukit cinta beribu purnama <br />hatiku berdesir mengalir bak air, sejuk<br />kau singkap sobekan luka kecewa<br />kau ulur jemari memori<br />yang kini belum mati<br />ribuan harap<br />berceloteh<br />ting!<br />menghilang<br />disapu realita<br />tajamnya sembilu<br />menoreh lebamnya rindu<br />hingga pagi kauunjuk suara<br />syahdu rindu menangkap erang<br />tanyapun terlempar cintamu sedetik nadi<br />jawabnya: "namun kekuatannya menghidupiku<br />matamu masih tersimpan jauh di samudera cintaku<br />pendaran warnanya mengisi tempurung jagad bathinku<br />bumi berkerut langit terpecah detak jantungmu masih kurasa."<br /><br />by: 'Liz<br />Bdg,23 Mei 2010<br />Biodata Penyair<br />Elis Tating Bardiah, S.Pd, lahir di Bandung, 01 Maret 1978. Ia seorang Alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jurusan Akuntansi. Ia seorang guru di dua SMA swasta (SMA Muhammadiyah 1 dan SMA PGRI 2 Bandung) sebagai guru Mata Pelajaran Ekonomi dan Akuntansi dari tahun 2004 sampai sekarang Mulai menekuni dunia puisi 2009 dan pernah diminta mengendorse buku “Merancang Masa Depan Buah Hati” Karya H. Mulyadi, M.M Oleh Penerbit Pustaka Hidayah Bandung. Karya-karya yang lain bisa dibaca di blog pribadinya http://www.raudhohqolbu.blogspot.com di samping itu mulai dari bulan Maret 2010 karyanya ditampilkan/dibaca pada acara amal Majelis Sastra Bandung dan 4 Perempuan. Kini penyair sedang dalam proses pembuatannya. Penyair berdomisi di Jl. Pasir Salam No. 29 Bandung 40254. Segala hal yang ingin ditanyakan bisa langsung dikirim ke alamat email jiwaperindu@yahoo.com/<br />lizkhoirunnisa@gmail.com/lizkhoirunnisa@yahoo.com atau di nomer handphone 0812 218 42242Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-46976604943024522542010-06-30T02:19:00.000-07:002010-06-30T02:20:38.098-07:00ADALAH CINTAPernah kau bertanya pada senja yang merona.<br />Mengapa dia biarkan malam diamdiam menyergap<br />dan menutupnya dengan selubung hitam gelap?<br />Padahal setelah semua terselimuti, malam pun pergi menjemput pagi.<br />Karena cinta katanya, dan senja pun berlalu meninggalkanmu yang diam termangu.<br /><br />Lalu kau bertanya pada daundaun gugur pohon belimbing di taman samping.<br />Mengapa dia biarkan diri terlepas dari sang induk lalu membusuk menjadi rabuk* ?<br />Padahal setelah daun terurai, akar menyerapnya dan mengedarkan ke dahandahan tempat dia dulu pernah bertahan.<br />Karena cinta katanya, dan daundaun gugur itupun mematung mengabaikanmu yang nampak linglung.<br /><br />Dan sore ini, kau bertanya padaku (lagi)<br />Mengapa aku rela melepas jubah satriaku dan membiarkan diriku ikut mengembara bersamamu?<br />Padahal kau hanya seorang sudra, pencinta katakata tanpa harta tanpa tahta.<br />Karena cinta kataku, seraya menyodorkan secangkir kopi tubruk kesukaanmu. <br /><br />Kali ini kau mengerti dan tersenyum penuh arti.<br /><br />Adalah cinta, yang dengan rela mengikuti ke mana arah takdirnya. <br /><br /><br />(2009)<br />cat.<br />*rabuk : pupuk dalam bahasa jawa<br /><br />tentang penulis :<br /><br />Eti Puji, penikmat sastra yang mencoba menuangkan isi kepalanya ke dalam kata-kata. Tinggal di Jakarta.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-16643589208718138942010-06-29T11:04:00.000-07:002010-06-29T11:05:12.385-07:00SAJAK CINTA SEORANG LAKI-LAKI BERPECI KEPADA PEREMPUAN BERKERUDUNG PELANGIalif ba ta<br />alif lam mim<br />karena cinta<br />doaku tak pernah <br />selesai di ujung<br />amien<br /><br />Al-Amien, 2010<br /><br />Biodata Penyair<br />Ach. Shodiqil Hafil: lahir di Pamekasan, 3 Februari 1988. Pimpinan Redaksi Buletin El-Dy Ghize (2003-2004), Redaktur Majalah Qalam (2004-2006), anggota Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI), Koordinator Sanggar Matahari Pamungkas, Pembina Sanggar Sastra Al-Amien (SSA) dan sekarang sebagai Kepala Perpustakaan MA TMI Al-Amien Prenduan. Puisi-puisinya dimuat di Sabili, Kuntum, Radar Madura, Mimbar (MPA), Qalam, Horison, dan Annida. Juara I Cipta Puisi Kandungan Al-Quran se-Jawa Timur dalam Pospeda di Malang (2005), dan menjadi utusan Jatim dalam Pospenas III di Medan (2006). Pada 2009 lalu meraih juara III dalam Lomba Pidato Bahasa Indonesia antar mahasiswa se Jawa-Kalimantan di Bandung. Puisi-puisinya terangkum dalam buku Mengasah Alif (2007) dan Akar Jejak (2010).Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-49427955387879042652010-06-29T10:08:00.000-07:002010-06-30T02:20:57.084-07:00DENGAN PENA BAHASADengan pena bahasa <br />kutulis bisik sukmaku <br />dalam susun aksara <br />rindu yang kian tua <br />pada daun yang meluruh <br />di halaman jiwa <br /><br />Ketika senja jingga <br />kutulis setiaku yang dewasa <br />pada pipi mentari <br />dan ketika semilir angin <br />mengucup bibir rembulan <br />ketika embun mulai <br />meniduri dada malam <br />dan tinta masih tersisa <br />kutulis lagi bisik sukmaku <br />dengan pena bahasa <br />dalam susun aksara <br />kalimah cinta <br />yang lebih sempurna<br /><br />Biodata Penyair <br />Indah Hairani Ialah seorang Ahli Jawatan Kuaasa Group Teater Asyik Terengganu dan Ahli Persatuan Penulis Terengganu (PELITA), menyukai duania tulis menulis bergenre Skrip Drama, Cerpen, Puisi dan Novel. Karya-karyanya bisa dibaca di blog pribadinya http://indah-hairani.blogspot.com. Kini penyair tinggal di Jalan Bukit Nenas Tepoh NO 79 A, Kode Pos 21060 Kuala Terengganu. Segala hal yang ingin disampaikan pada penyair bisa dihantarkan ke alamat email indah_hairani@yahoo.comMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-4263146392514569322010-06-28T01:57:00.000-07:002010-06-28T01:59:13.119-07:00ODEDengan apa aku harus mengukur rindu?<br />-jika tidak dengan matamu<br />sebab bagiku rindu lebih rumit dari rumus matematika<br />yang diajarkan ibu guru<br /><br />di kota itu, apakah kau masih mengenangku?<br />ketika gelap menyelimut saat mati lampu<br />atau kau telah lupa<br />akan kemesraan kita di taman bunga<br />melintasi jalan-jalan kecil kota tua<br />kau dekap aku, diatas dua roda<br />kita melaju<br /><br />Dengan apa aku harus mengukur rindu?<br />-saat wajahmu begitu jelas dalam khayalku<br />semoga kau tahu; tak ada pedang setajam rindu<br />setajam namamu<br /><br />(Yogyakarta, Maret 2010)<br /><br />Biodata Penyair<br /> Munajat Sunyi, nama pena dari Badrul Munir Chair. Lahir di pesisir Ambunten (sebuah desa di pantai utara Sumenep-Madura), 1 Oktober 1990. Alumnus PP. Darul ’Ulum Jombang. Menulis cerpen dan puisi, karya-karyanya dipublikasikan di beberapa media lokal maupun nasional, serta masuk dalam sejumlah Antologi bersama, diantaranya antologi cerpen Di Pematang Pandanaran (Matapena, 2009), Bukan Perempuan (Grafindo-Obsesi, 2010), dan beberapa antologi puisi, seperti Diorama (Antologi Penyair Tanpa Bilangan Kota) (Pondok Mas, 2009), Antologi Puisi Penyair Nusantara Musibah Gempa Padang (E Sastera, Kuala Lumpur 2010 ), kumpulan cerpen duetnya (bersama seorang teman) yang sudah terbit berjudul Bangkai dan Cerita-Cerita Kepulangan (FUY, 2009). Salah satu cerpennya memperoleh juara pertama dalam sayembara penulisan cerpen inspiratif Ramadhan tingkat mahasiswa se-DIY 2009, serta memperoleh beberapa penghargaan dalam lomba cipta puisi dan cerpen. Kini melanjutkan studinya di jurusan Teologi dan Filsafat fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, aktif bergiat di Masyarakat Bawah Pohon Yogyakarta. Bisa dikunjungi di blognya: badrulmunirchair.blogspot.com, alamat email: eyoung_bmc @yahoo.co.id, dan munajatsunyi@gmail.com. Kalau ingin lebih mengenal penyair bisa menghubungi via handphone 085655464263/081915520846<br />Kini penyair tingggal di Jl. Bimo Kurdo no. 28 RT/RW: 23/07 <br />Sapen-Yogyakarta.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-18354984377820188652010-06-27T06:02:00.000-07:002010-06-27T06:23:37.890-07:00I LOVE YOU, IBUWajahmu membayang pada senyap,<br />arloji yang meleleh<br />juga langkah yang berkarat<br /><br />Gurat bibirmu membayang --<br />pada wajah anak-anak,<br />angin yang sederhana<br />juga keheningan langit senja<br /><br />Kemuning yang kautanam<br />dihalaman rumah dulu<br />tak lagi kokoh berseri.<br />Ia telah merontokkan setiap daunnya<br />merimbun di bumi yang melata<br /><br />Kini aku telah menjadi ibu<br />Barangkali tak seperti engkau.<br />Senantiasa datang<br />dengan mawar jngga di tangan<br />merayapi hati dengan keheningan.<br /><br />Wajahmu membayang<br />pada butiran embun, jejak pelangi<br />juga kehangatan matahari<br /><br />Wajahmu kian membayang<br />menusuk-nusuk darah<br />Aku masih ingat jalan pulang<br /><br />Depok, Dsember 2007<br /><br />Biodata Penyair <br />DIANING WIDYA YUDHISTIRA, lahir di Batang 6 April 1974. Menulis puisi, cerpen dan resensi buku, mulai tahun 1992. Dipublikasikan ke berbagai media antara lain Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Nova, Horison (Jakarta), Wawasan, Cempaka, Suara Merdeka (Semarang), Memorandum, Jawa Pos (Surabaya), Pikiran Rakyat (Bandung), Waspada (Medan), Serambi Indonesia (Banda Aceh), Suara Nusa (Nusa Tenggara Barat), Bali Pos (Denpasar), Majalah GEN dan Tunas Cipta (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam). Kemampuannya dalam menulis tidak diragukan lagi, dari tangannya banyak lahir buku bersama seperti, antologi puisi “Mimbar Penyair Abad 21” (1996), “Forum Pesta Penyair Jawa Tengah 1993” (1993), “Dari Negeri Poci II” (1994), “Dari Negeri Poci III”, “Antologi Puisi Indonesia” (1998), “Kicau Kepodang IV” (1997), “Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka” (1995), “Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia” (ed Korrie Layun Rampan, 2001) , “Surat Putih 2” (2002), “Kiara I” (2000), “Kiara II” (2003), “Aceh dalam Puisi” (2003), ”Bisikan Kata, Teriakan Kota” (2003), “Mahaduka Aceh” (2005), dan lain-lain. Cerpennya bisa ditemukan dalam sejumlah antologi cerpen, seperti kumpulan cerpen “Kembang Manyang” (2000), “Dunia Perempuan” (ed. Korrie Layun Rampan, 2002), “Yang Dibalut Lumut” (CWI, 2003), “Kota yang Bernama dan Tak Bernama” (2003), “Bunga-Bunga Cinta” (Senayan Abadi, 2004), “Jika Cinta….” (Senayan Abadi, 2004). Novelnya “Sintren”, termasuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2007.<br />Perempuan Mencari Tuhan”, Penerbit Republika 2007). Kumpulan cerpen tunggalnya “Kematian yang Indah” (Grasindo, 2005). Novel terbarunya “Nawang” (Pustaka Republika, 2009) dan “Weton” (Grasindo, Oktober 2009). Kini ia sedang menunggu terbit kumpulan esainya tentang perempuan berjudul “Satu Istri Saja Cukup”. Tahun 1996 diundang dan mengikuti “Mimbar Penyair Abad 21” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Desember 2003 diundang Dewan Kesenian Jakarta untuk baca puisi dalam forum “Temu Sastra Jakarta”. Kini tinggal di Perumahan Vila Pamulang, Blok Dj-7/8, Pondok Petir, Sawangan, Depok 16517, Email: dianing@gmail.com dan dianingwidya@yahoo.com. Facebook: http://www.facebook.com/dianingwyMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-7750867075004589862010-06-26T06:32:00.000-07:002010-06-26T06:33:39.171-07:00AKU LUPA SEPARUH WAJAHMUmelukis wajahmu dengan kanvas dahaga. patahan-patahan igau menguncup<br />sembilu menjadi abjad-abjad yang tak terbaca. “aku terlanjur tidak mengerti<br />tentang cinta” desahmu. sungguh telah kutapaki sejarah penuh <br />biografi-biografi sunyi yang garam. menilam rindu pada setangkai harap<br />yang basah disorot matamu. tajam<br />“dik, tidak ada lagi yang berguna selain airmata” tiba-tiba saja bibirku<br />bergetar dan aku benar-benar lupa separuh wajahmu.<br /><br />sedingin angin memuluk dedaunan, yang ada hanya gigil mata kanvasku<br />berusaha mengingat separuh wajahmu yang kulupa.<br /><br />dik, aku rindu, rindu sekali. merapatlah kedinding waktu yang masih berkabut<br />nyanyikanlah lagu yang sengaja kukirim lewat telegram sunyi<br />atau larik-larik puisi lirisku yang tertinggal dikeheningan malam<br />nemun maaf bila huruf-hurufnya mulai memudar, sebab waktu terus berkarat.<br />atau bila kau tak lagi bisa membaca larik-larik puisi lirisku ini, disebabkan <br />kabut terus menebal di bola matamu. tafsirkanlah butir-butir hujan <br />yang kan singgah malam nanti. basahilah tubuhmu secangkir demi secangkir<br />agar aku merasakan harum tubuhmu yang kasturi.<br /><br />dik, bila nanti aku berkunjung ke rumahmu dan aku lupa jalan pulang<br />tunjukkanlah aku peta warna merah yang dulu aku lukis di tangan kananmu<br />di situ telah kutanam beribu bunga melati yang sengaja kupetik <br />dari percintaan kita yang dibatasi oleh jarak: sunyi<br />juga beribu doa yang kulafazdkan di setiap sujud tahajjudku<br />: semoga hujan datang diakhir may nanti, akan kujemput separuh<br />wajahmu yang kulupa. <br /><br /><br />Prenduan, 19 April 2010 M<br />Biodata Penyair<br />Erfan Setiawan. Lahir Ganding, Sumenep 07 Agustus 1990. Kini penulis masih melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura, dan aktif di berbagai komunitas sastra. Antara lain: Sanggar Sastra Al-Amien (SSA), Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI) cabang Sumenep, Forum Lingkar Pena (FLP) ranting Al-Amien dan Forum Bahasa dan Sastra Indonesia Beberapa karyanya berupa puisi dipublikasikan di lokal dan nasional. Antologi puisinya yang pertama Di Bawah Sayu Matamu.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-29657220844009459682010-06-26T06:30:00.000-07:002010-06-26T06:32:30.316-07:00BERSAMA GENANG AIR MATABersama genang air mata yang tumpah bersama cinta<br />Aku meraba ke dalaman hatimu <br />Menyusuri ruang hampa tak bertepi<br />Menapaki jalan terjal dan berbatu<br /><br />Aku telungkup dalam obituari <br /><br />Di kedalaman hatimu <br />Ku temukan muara yang mengaliri gelombang percintaan kita<br />Serupa perahu dan gelombang<br />Kita berselancar menuju pelabuhan penantian terakhir<br />Menabuh riak gelombang <br /><br />Di sebuah lorong tak bernama<br />Kau taburi tubuhku dengan semburat ciuman tak bersuara<br />Meski desahmu sesekali terdengar<br />“ah…” <br /><br />Aku terdiam sejenak melihat lekat wajahmu<br />Yang putih mulus tanpa noda<br />Sambil sesekali ku saksikan <br />Kau tengah asyik bercerita dengan tubuhku<br />Menceritakan tentang keindahan dan kesedihan<br /><br />Di akhir cerita<br />Kecupan ringan bibirmu menyatu dengan bibirku<br />Mengganti bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu<br /><br />Bersama genang air mata<br />Aku menatap senja di kedalaman matamu<br />Dan ku katakan<br /> “…inikah akhir ceritamu…?”<br /><br />SSA, 07 Juni 2010 M.<br /><br />Biodata Penyair<br />ABD. QADIR JAILANI---Lahir dan besar di madura tepatnya di pedalaman kota sumenep (Lenteng). Sekarang masih melanjutkan studinya di TMI Al-Amien Prenduan (kelas akhir). Sekarang menjabat sebagai Pemred Khazanah sisipan majalah Qalam. Beberapa bukunya yang akan segera terbit Menatap Masa Depan Bangsa dan antologi tunggal puisinya Selembar Kertas Purnama. Penulis bisa dihubungi melalui E-Mail aq_jeilaniel_a90@yahoo.com atau di no Hp. 081703581866Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-22830272949366466482010-06-26T02:42:00.000-07:002010-06-26T03:00:29.902-07:00KIDUNG RINDUada fajar menantang langit<br />di situ, ada indah menjerat-jerit<br />ada magenta meredam langit<br /><br />ketika itu, hujan bukan lagi air<br />ia rendam benak, alih-sulih jiwa terpaku<br />pada senar-sinar pelita langit melejit telak<br /><br />ada genta-cinta pada tubuh serta jiwa<br />ketika kau di sana, menyulam udara;<br />kuhirup...<br />udara lesap tak bersisa<br /><br />ada genderang perang bertabuh riuh<br />ketika kau disana, menjahit angin;<br />kulesap...<br />angin hirup tak bersisa<br /><br />di tanah basah, di kelilingi ilalang<br />aku coba hitung debu<br />eja bahasa petir kiriman langit<br />terjemah setiap gemericik hujan<br />karena aku mau tangkap hadirmu kerap<br /><br />dan izinkan senandung lirih kidung bumiku<br />kacau kau punya langit, sedikit saja<br />biar lekas lantas lepas<br />ini genderang meradang rindu;<br />kau curah-gundahkan pada untaian hujan<br />kau lesat-titipkan pada semilir petir<br />kau embus-hempaskan pada senyapnya udara<br />menuju tanah-resah basahku meremuk<br />ambruk<br /><br />aku ada pada ilalang, memutari tanah basah<br />masih hitung debu, eja petir, merumus hujan<br />karena aku mau tangkap hadirmu kerap<br /><br />itu saja mauku, tapi hadirmu...<br /><br />Biodata Penyair <br />Retno Handoko memiliki nama pena Jurang Sepi.Mahasiswa lulusan Fakultas Sastra Inggris Universitas Islam Sumatera Utara. adalah seorang pengelana kelahiran Kelahiran. Kini berdomisili di Jl. Tirta Raharja II F/267 Jati kramat, jati asih , Bekasi.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-38676801842330967242010-06-26T02:31:00.000-07:002010-06-26T02:36:22.476-07:00TANPA CINTAbercerita tentang cinta<br />bersama puisi yang kalian tulis<br />aku malu<br />dan membuatku bodoh tentang kata<br /><br />karena hingga kutak mampu menghitung senja<br />cinta tak kunjung menyapa<br /><br />aku iri,<br />iri pada cinta, yang<br />kalian ramu menjadi tawa<br />bahkan pada cinta, yang<br />kalian eja menjadi bulir air mata<br />: tertawa, menangis<br />semua karena cinta<br /><br />ah, Cinta<br />Haruskah aku mengadu pada bising tawa<br />agar engkau berbelas kasih membagi bahagia<br />Atau aku harus memelas pada sakit nestapa<br />agar engkau sedikit kejam memberi derita<br /><br />Cinta, memang tanpa paksa<br /><br />20042010<br />Biodata Penyair <br />Nama Pena: Zam Zamee, Lahir di Bangkalan, 28041989 berdomisili di Blega Bangkalan Madura. Kontak: +6281 937 3333 49. E-Mail: emje.a6@gmail.comMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-64685033697673119912010-06-26T02:26:00.000-07:002010-06-26T02:31:23.926-07:00SELAMAT MALAM SAYANGSelamat malam sayang<br />Lelaplah dalam dekap malam<br />Rasakan cinta dalam kesunyian<br />Walau hanya tersampaikan lewat<br />Nyanyian usang<br /><br />Selamat malam sayang<br />Nyenyaklah dalam peluk malam<br />Rasakan semesta berbisik<br />Pada angin, bintang, dan rembulan<br />Tentang kedamaian yang tak terusik<br /><br />Selamat malam sayang<br />Mari lelap dalam hening malam<br />Rasakan kedamaian mengalun<br />Pada ayat ayat langit berkumandang<br />Sampaikan kerinduan lewat zikir zikir panjang<br /><br />Kenanglah dalam ingatanmu sayang<br />Rinduku selalu ada meski biasa saja<br />Seperti pagi menanti matahari<br />Dan malam menanti rembulan<br /><br />Selamat malam sayang<br />Kenanglah aku dalam nadi dan nafasmu<br />Agar aku yakin hanya aku dalam hatimu<br /><br />160909<br /><br />Biodata Penyair<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEnSqiLyBkpyahejVCWDefFYrt3q8YwTNxnMKD5FRspPzp5Zi12J0kPCoTXRA7fbYvgX0Gwl0765puDpnGAgoi2fAbiP4_90GF9JFJukOIDUihyphenhyphenIawOYnH53GebD0bFaFkzF5SPlxcgu4/s1600/Lia+Salsabila.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 90px; height: 90px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEnSqiLyBkpyahejVCWDefFYrt3q8YwTNxnMKD5FRspPzp5Zi12J0kPCoTXRA7fbYvgX0Gwl0765puDpnGAgoi2fAbiP4_90GF9JFJukOIDUihyphenhyphenIawOYnH53GebD0bFaFkzF5SPlxcgu4/s400/Lia+Salsabila.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5487012027847084578" /></a>Lia Salsabila, lahir di bulan yang dinaungi bintang cancer, tepatnya di bulan juli tgl 17 bershio anjing. suka sastra setahun yang lalu yaitu bulan mei 2009. aktifitas sekarang mengelola taman baca sosial dan bermain dengan anak-anak yang berkunjung di dalamnya....karya-karyaku bisa di lihat di blog pribadi antara lain www.ladangsastra.com ; www.lia-kekasihhati.blogspot.com dan www.liasalsabila.multiply.com alamat asal jember jawa timur, email : yulia.yulia@rocketmail.comMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-9330379022667166872010-06-25T01:21:00.000-07:002010-06-25T01:26:39.409-07:00TENTANG CINTAPulang, pulanglah dengan peta urat-urat daun<br />di likunya sudah teralamatkan satu rasa<br />di golongan kepompong<br />mengukir sayap-sayap <br />untuk diterbangkan kemudian hinggap di jarimu.<br /><br /><br />Biodata Penyair <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1dEpKuxxdvH7ctyvXpufZ_23zMntcRsRIj81e6fq_5gpwOz_a746fRw3qGQ6kpQVJsazgFz7bgXQCXzItSH5cQ21qJNVOO968xBNrUeRnZkKRfULm6r3cTBR5lJwud_FUqd5VjOYL4Fw/s1600/ananda+dewi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 184px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1dEpKuxxdvH7ctyvXpufZ_23zMntcRsRIj81e6fq_5gpwOz_a746fRw3qGQ6kpQVJsazgFz7bgXQCXzItSH5cQ21qJNVOO968xBNrUeRnZkKRfULm6r3cTBR5lJwud_FUqd5VjOYL4Fw/s400/ananda+dewi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486624760107369426" /></a><br />Ananda Dwi, lahir di Banjarmasin 15 Januari 1976. Pekerjaan swasta. Menulis puisi sejak 1987 sampai sekarang di bawah bimbingan Kony Fahran wartawan senior di Kaltim yang juga penyair dan cerpenis. Alamat Jalan Cendana Gang 4 SamarindaMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-36194681255256363132010-06-25T00:15:00.000-07:002010-06-26T12:12:26.168-07:00KERNA GELAP TAK PERNAH BENAR-BENAR HILANGkerna ada yang jadi bayang-bayang<br />maka gelap tak benar-benar hilang<br />meskipun cahaya begitu benderang<br /><br />di rentang jarak<br />mereka berkecipak<br />kadang meluluh lantak<br /><br />aku seperti anai-anai<br />dipermainkan jelai-jelai<br />payah bersepai-sepai<br /><br />ini tak semata tentang rindu<br />tapi juga cemburu yang beradu<br />kerna semuanya kian membadai<br />kerna semuanya begitu memberai<br /><br />ini tentang ingin<br />yang ditelan angin<br />semua kurasa telah menjadi angan<br />yang terkulai lesu di jambangan<br /><br /><br />@Dave Sky<br /><br />Biodata Penyair <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEIr48xUTn0749-SZgop6NyLTMF_MolZ3dDFjm1EDxReDFw9tRQf3wfBzad7XkhBhfdJ3S_VM1WVK4IelnrlYHtxyr5zRLdEngyZQdKNHKtOCGej6HjmMlyFzL1WpTXqaz2jZcsggEk2s/s1600/dave+sky.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 98px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEIr48xUTn0749-SZgop6NyLTMF_MolZ3dDFjm1EDxReDFw9tRQf3wfBzad7XkhBhfdJ3S_VM1WVK4IelnrlYHtxyr5zRLdEngyZQdKNHKtOCGej6HjmMlyFzL1WpTXqaz2jZcsggEk2s/s400/dave+sky.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486625185003538178" /></a>Nama Davit Arianto. Dave Sky adalah nama pena saya. Lahir 10 April 1980. Kegemaran tentunya menulis, membaca dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam. Buku Antologi yang sudah pernah terbit adalah Antologi 44 Penyair Bandung "Ziarah Kata-kata" (2010) dan "Suara-suara Nurani Kemanusiaan" (2009).Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-80605533468553107232010-06-25T00:05:00.000-07:002010-06-25T01:30:15.117-07:00CINTAKau sayat tubuhku hingga getah<br />kutemukan bahagia sebab terluka<br /><br />2009<br /><br />Biodata Penyair <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipAQH3agBKN22EMdccLfXN3V9oYXbJN-y9mIddkxApZDU6h6Bfa8z2ro7OYDMftW_KZ6vhHsJhpxBRhlR57E-LdGMu3NsES69Ka4uItsJ9PS80aK5HUxKZvkBVd4DljJuKuweQmyWwYKI/s1600/sandrapalupi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 99px; height: 130px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipAQH3agBKN22EMdccLfXN3V9oYXbJN-y9mIddkxApZDU6h6Bfa8z2ro7OYDMftW_KZ6vhHsJhpxBRhlR57E-LdGMu3NsES69Ka4uItsJ9PS80aK5HUxKZvkBVd4DljJuKuweQmyWwYKI/s400/sandrapalupi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486625649130865442" /></a><br />Sandra Palupi, Lahir di Jakarta, 1 April 1972. Tinggal di Semarang. Ibu rumah tangga dan bekerja di sebuah yayasan pendidikan. Penyinta puisi...Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-67181874974382071342010-06-24T23:49:00.000-07:002010-06-25T01:33:02.688-07:00UNTUKMU BIDADARISejak mengenalmu ada keyakinan yang begitu kuat<br />Menggenggam hati<br />Jiwaku terbang bersama angin<br />Kerena engkau begitu Indah laksana Bintang yang bertabur<br /><br />Ceria, adalah wajahmu<br />Rambut yang terurai laksana sutra<br />Halus seperti air<br />Malam ini, aku benar-benar ingin memuji ketulusanmu<br /><br />Sejak dulu, aku senang memandang wajahmu<br />Menyaksikan tawamu<br />Dan tersenyum oleh waktu<br />Untukmu jiwa ini akan terus ada<br /><br />Wahai pemilik malam, izinkan aku untuk menyentuh hatinya<br />Berbisik lirih diujung pendengarannya<br />Bahwa aku tak sanggup melawan dunia tampanya<br /><br />Untuknya kebahagianku akan kupersembahkan<br />Bahkan jika aku sanggup mengenggam langit, akan kuberikan padanya.<br /><br /> 27 Desember 2009 <br /><br />Biodata Penulis <br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4C729_Hu9R6xyz9XX2tacN_3UJRxIbyN-RTZsarPvqPkK3xiiofBSk4aJGM86e7rcPopJJeBOECD138Gb6ydTmrTMFVmRfdihgar8pG_e7yPLXKxVxXGmWk59F3rjX7tsaXPYeQ97TJ4/s1600/dedy+nur.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 75px; height: 129px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4C729_Hu9R6xyz9XX2tacN_3UJRxIbyN-RTZsarPvqPkK3xiiofBSk4aJGM86e7rcPopJJeBOECD138Gb6ydTmrTMFVmRfdihgar8pG_e7yPLXKxVxXGmWk59F3rjX7tsaXPYeQ97TJ4/s400/dedy+nur.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486626185135154866" /></a><br />Dedy Nur, Lahir didesa kaloang Sulawesi Selatan 23 Agustus 1981, Penikmat Sastra.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-91061309471980715182010-06-24T17:54:00.000-07:002010-12-28T00:11:10.108-08:00PUISI UNTUK IBUSeperti yang pernah kusampaikan pada ayah.<br /><br />"Aku tak pernah mampu membuat puisi untuk ibu.<br />Setiap huruf kembali meloncat berpencaran dari barisan kata sebelum mengutuh kalimat.<br />Lalu...bagaimana kupersembahkan sebentuk puisi bila setiap huruf menolak berbaris rapi, ayah?''<br /><br />Ayah merunduk. Membantuku memunguti kembali huruf-huruf yang sengaja berjatuhan di kakiku. Huruf-huruf itu mengejekku. Namun ayah tetap percaya. Suatu saat huruf-huruf akan menjelma kalimat indah. Membariskan kata demi ibu. Lewat jemari putrinya yang ragu.<br /><br />Hari ini, setelah ayah pergi...<br />Huruf-huruf berbaris anggun. Tiada lagi keangkuhan. Mereka membentuk kata, menjelma kalimat, mengutuh, penuh. Hatiku bersorak dalam duka. Ayah tak pernah sempat melihat...<br /><br />"Ibu...Mungkin kau tak pernah tahu. Betapa hati masih teteskan embun satu satu.<br />membentuk aliran muara heningmu. Mengkristal dalam keabadian.<br />Tak ada yang mampu menyelami kedalamannya. Selain hatimu..hatiku<br />Langit kirimkan cerita tentang senja terakhir. Saat kupeluk tubuh lunglaimu<br />meninggalkan cahaya kehidupan. Sisakan siluet senyum..mengubah matahari jadi bulan.<br /><br />Kini kuhanya mampu bersurat. Lewat bumi yang menadah rindu.<br />Semesta mengirimnya lewat bisik angin petang.Yang kunanti tiap malam.<br /><br />Tahukah ibu?<br />Setiap detik ingin kuceritakan lewat puisi. Tentang teman teman-baru yang membuat sunyiku jadi riuh. Atau tentang seseorang, yang mengirimkan puisi kematian.<br />Mengubah rasa-rasa didada. Sepi..sunyi..senyap<br />Menggores kelembutan hatiku. Yang terbuat dari hatimu.<br /><br />Namun bait puisi tak pernah mampu kurangkai. Menjadi siluet sosokmu. Bahkan senyummu yang diam.<br />Hidup ini lucu ya, ibu ?<br />Seperti yang pernah kau katakan. Bahwa damai lebih indah dari perang.<br />Bahwa hidup memang perjuangan. Meski puisi setengah jadi. Namun rinduku menjadi-jadi.<br /><br />Ingin rasanya kuakhiri puisi ini dengan akhir yang senyum. Bahwa disini aku bahagia.<br />Berteman puisi, dongeng pagi, siang dan malam.<br />Demi malam yang menjelang fajar. Dan air terjun dimataku.<br />Kukirimkan sebentuk kisah. Dan bait bait kata. Didalamnya ada hati yang meranum senyum.<br />Seperti yang pernah kau ajarkan.<br />Bacalah dan dekaplah. Agar getirnya hidup menjadi tawa yang sumringah.<br /><br />Ibu..kata orang diiparasku terukir keayuanmu.<br />Semoga tak menjadi bencana semesta. <br />Yang membuatmu menangis disana..."<br /><br /><br />somewhere, Juni 2010<br /><br />SAYURI YOSIANA<br /><br /><br />Untuk bundaku tercinta, ERNA S.<br />Luv u mam...may u happy in the heaven<br /><br />Biodata Penyair<br />Sayuri Yosiana, lahir dan besar di Jakarta, Indonesia. Memiliki hobi membaca, fotografi dan travelling. Menyukai dunia seni, sejarah dan heritage. Karya-karyanya tersebar diberbagai media baik cetak maupun online. Bersama rekannya, Andre Birowo mendirikan dan mengelola situs kesehatan holistik, www.kabarsehat.com. Saat ini masih aktif menulis untuk menyelesaikan proyek pribadi berupa kumpulan cerpen dan novel. Juga sebagai penulis lepas untuk artikel-artikel ringan khusus non fiksi. Segala hal mengenai penyair bisa ditanyakan langsung via email sayuriyosiana@yahoo.comMoh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-87168560617771615672010-06-24T17:18:00.000-07:002010-06-25T01:37:20.516-07:00KUNISANKAN RINDU DI HATIMUmalam ini aku menatap langit kelam tanpa suluh rembulan<br /><br />desau angin yang bersetubuh dengan daundaun bambu<br /><br />aku resah menggumam rindu yang bergelayut di reranting kalbu<br /><br />di sana adakah kau merasakan galau yang ku kirim <br /><br />bersama keranda cinta yang kupesan, lengkap kembang melati dan sepasang nisan ,bertuliskan<br /><br />rinduku telah terkubur pada lekuk hatimu yang dalam<br /><br />cintaku tak lagi terguras waktu walau jarak yang merentang<br /><br />telah kunisankan rindu di hatimu , sampai nyawa enggan di badan<br /><br />adrian kelana<br />jakarta .24062010<br /><br />Biodata Penyair<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOGFxJKfsR1aZWRT20SnDjZnREPtvZNreyT5KaJEbWuzTF6NdHcLLe8g2IxnQHahIWwFek0CX2I6fk_3bjgXcfgh-HtV3t0xP27J_JPQfa7AsuZSsALDvWzPmf_5U4ULakajOJE6D2EA/s1600/adrian+kelana.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 50px; height: 50px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZOGFxJKfsR1aZWRT20SnDjZnREPtvZNreyT5KaJEbWuzTF6NdHcLLe8g2IxnQHahIWwFek0CX2I6fk_3bjgXcfgh-HtV3t0xP27J_JPQfa7AsuZSsALDvWzPmf_5U4ULakajOJE6D2EA/s400/adrian+kelana.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5486627496605068370" /></a><br />Adrian kelana, lahir di kampung pujangga lama.bukit tinggi.ranah minang . 15 Desember 1976. Beristrikan mualaf gadis keturunan tiongho aktifitas. Wiraswasta di jakarta.<br />Ikut dalam buku .antologi puisi tarian ilalang.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-35269542742464268032010-06-24T17:10:00.000-07:002010-06-24T17:32:58.796-07:00MARI BERCINTA SAYANGMari bercinta sayang,<br />saat lembab fajar masih menyapa<br />ketika dingin masih menggelayut manja<br />Mari bercinta sayang,<br />saat terik surya mulai melanda<br />ketika bayang tegak tak terasa<br />Mari bercinta sayang,<br />saat penatku makin meraja<br />ketika bibir enggan tertawa<br />Mari bercinta sayang,<br />saat petang menjelma<br />ketika raga mulai tak berdaya<br />Mari bercinta sayang,<br />saat ku mulai terlena<br />ketika mimpi bukan lagi cerita<br />Sekali lagi mari bercinta sayang,<br />hingga nanti aku tak lagi nyata...<br /><br />Biodata Penyair<br />ISMA WASINGATUN Terlahir di kota gaplek "Wonogiri", pada tanggal 06 Januari 1989. Sekarang masih menempuh studi sebagai mahasiswi semesterakhir program studi gizi di salah satu universitas swasta di Surakarta. Suka menulis sejak SD hingga sekarang. Beberapa karya puisi pernah dimuat disalah satu koran harian lokal di kota "The Spirit of Java" ini. Tulisan tidak hanya sebatas puisi dan cerpen remaja, namun akhir-akhir ini sudah mulai menulis ilmiah populer juga. Karya-karya lainnya bisa dilihat di Blog pribadinya ismawasingatoen.blogspot.com/. Kini berdomisili di Jln.Deposito no.1 Nilasari,Pabelan,Kartasura,Surakarta. Segala hal yang ingin ditanyakan pada penyair bisa dikirim via email isma.wasingatoen@gmail.com atau via handphone HP:085642493321Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-69466312647126656872010-06-23T17:52:00.000-07:002010-06-23T18:36:50.166-07:00MENERJEMAHKAN RINDUBila kutahu<br />Bahasa air yang mengalir ke muara<br />Sudah ribuan rindu mampu kuterjemahkan<br /><br />Rindu ingin terbang seperti burung merpati<br />Dengan kesetiaannya<br />Mengantarkan amanat pengirimnya<br />Kepada orang yang ditujunya<br /><br /><br />Rindunya Leuser mengarungi laut luas<br />Menemui bidadari di ujung pulau impian itu<br />Menantang ombak dan badai yang mengganas<br />Untuk sampai di sana<br />Berbagi perasaan yang telah melepas sauh di hati<br /><br />Bila kutahu<br />Bahasa bintang menerangi malam<br />Sudah ribuan rindu mampu kuterjemahkan<br /><br />Balber, 04032008<br /><br />Biodata Penulis<br />Saifun Arif Kojeh adalah nama pena dari Rd. Sarifudin, yang terlahir di Durian Sebatang, 8 Desember 1977 dari rahim Raden Ajeng Jetiah Bujang Saheran dan ayahandanya Raden Koman Sahar. Menulis karya sastra sejak masih Sekolah Menengah Umumkelas tiga sampai sekarang. Karyanya berupa puisi, cerpen, cerber, novel mini, novel, Diari Seorang Penulis, Catatan Harian Seorang Penulis, bahkan kini merambah menulis artikel populer di berbagai media massa. Memiliki semboyan dalam menulis, “Suatu coretan kreatif sependek apapun dalam menuangkan impresi atau ekspresi jiwa akan melahirkan keindahan rasa yang terasa bagi orang yang merasa.” Karya-karyanya yang telah terbit dalam bentuk buku Cerpen Tunggalnya, Kembalinya Tarian Sang Waktu (Literer Khatulistiwa, 2010) dan Puisi tunggalnya adalah Tafakur Cinta (Pijar Publishing, 2006) dan Sembahyang Puisi; menerjemah rindu (Literer Khatulistiwa, 2010). Juga terkumpul dalam karya bersama seperti antologi bersama Bianglala terbitan BKK Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak edisi 2001. Alumnus SMA Negeri 2 Pontianak dan FKIP Untan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah ini sekarang mengabdikan dirinya sebagai guru. Berbagai pengalaman dalam dunia tulis menulis banyak dilaluinya. Kalau ingin lebih mengenal lebih akrab tentang penyair maka bisa mengunjungi langsung alamat karya penyair di situsnya: Http://msaifunsalakim.blogspot.com/ danHttp://kemuliaancintasakim.blogspot.com/. Atau bisa dengan cara menghungi penyair di Kontak person: Jalan Atot Ahmad Nomor 05, Perumnas II, (0561) 778384, Nomor HP (085252411358), Pontianak 78113.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3673095414241337811.post-7611480645195731642010-06-23T17:46:00.000-07:002010-06-23T17:48:05.012-07:00BIRAHI OMBAKAda perawan menyulam cinta<br />Saat senja dipetik cakrawala<br />Bukan rupa kali mendera<br />Rasa menawar rindu muka<br /><br />Biar! <br />Biar luka teriak, “Ha ha!”<br />Atau sederhanaannya rasa aku ingin<br />Namun kita tetap dalam bilangan irisan<br /><br />Sunguh,<br />tujuh lapis gelombang berlari<br />gerhana rindu kuat menepi<br />mengurai ombak<br />Membopong tubuhmu<br />“Aih, puisilah kau!”<br /><br />“Cepat pulanglah Dara<br />Amuk rindu kian mengemuka!”<br /><br /><br />Ciputat, April 2010<br /><br />Biodata Penulis<br />HANDOKO F ZAINSAM, lahir di Madiun, 06 Oktober 1975. Ia pengagas dan pendiri Komunitas Mata Aksara (KomMA) Jakarta. Karya-karyanya: Risalah Luka Sang Pecinta—Tahun 2000 (Prosa Liris); Antologi Puisi Bersama Sastra Jawa (2001); I’m Still A Woman—Tahun 2005 (novel); Antologi Puisi Kota Sunyi Tahajud Cinta Kunang-Kunang (2009). Kenang Sebayang Antologi Bersama Puisi Lekas (2010). Kini sedang menyelesaikan kumpulan puisinya “Ma’rifat Bunda Sunyi” dan “Kitab Negeri Hening”. Beberapa karya lain pernah dimuat di berbagai media cetak seperti; Jawa Pos, Koran Republika, Jurnal Bogor, Majalah Matra, dll.Moh. Ghufron Cholidhttp://www.blogger.com/profile/05319549109722852882noreply@blogger.com0