Rabu, 30 Juni 2010

JEMARI MEMORI MENGANTAR JAWAB


Suatu siang engkau datang alamat apa yang kau bentang
membawa segenggam bunga kamboja berbau melati
yang kau tanam di bukit cinta beribu purnama
hatiku berdesir mengalir bak air, sejuk
kau singkap sobekan luka kecewa
kau ulur jemari memori
yang kini belum mati
ribuan harap
berceloteh
ting!
menghilang
disapu realita
tajamnya sembilu
menoreh lebamnya rindu
hingga pagi kauunjuk suara
syahdu rindu menangkap erang
tanyapun terlempar cintamu sedetik nadi
jawabnya: "namun kekuatannya menghidupiku
matamu masih tersimpan jauh di samudera cintaku
pendaran warnanya mengisi tempurung jagad bathinku
bumi berkerut langit terpecah detak jantungmu masih kurasa."

by: 'Liz
Bdg,23 Mei 2010
Biodata Penyair
Elis Tating Bardiah, S.Pd, lahir di Bandung, 01 Maret 1978. Ia seorang Alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Jurusan Akuntansi. Ia seorang guru di dua SMA swasta (SMA Muhammadiyah 1 dan SMA PGRI 2 Bandung) sebagai guru Mata Pelajaran Ekonomi dan Akuntansi dari tahun 2004 sampai sekarang Mulai menekuni dunia puisi 2009 dan pernah diminta mengendorse buku “Merancang Masa Depan Buah Hati” Karya H. Mulyadi, M.M Oleh Penerbit Pustaka Hidayah Bandung. Karya-karya yang lain bisa dibaca di blog pribadinya http://www.raudhohqolbu.blogspot.com di samping itu mulai dari bulan Maret 2010 karyanya ditampilkan/dibaca pada acara amal Majelis Sastra Bandung dan 4 Perempuan. Kini penyair sedang dalam proses pembuatannya. Penyair berdomisi di Jl. Pasir Salam No. 29 Bandung 40254. Segala hal yang ingin ditanyakan bisa langsung dikirim ke alamat email jiwaperindu@yahoo.com/
lizkhoirunnisa@gmail.com/lizkhoirunnisa@yahoo.com atau di nomer handphone 0812 218 42242

ADALAH CINTA

Pernah kau bertanya pada senja yang merona.
Mengapa dia biarkan malam diamdiam menyergap
dan menutupnya dengan selubung hitam gelap?
Padahal setelah semua terselimuti, malam pun pergi menjemput pagi.
Karena cinta katanya, dan senja pun berlalu meninggalkanmu yang diam termangu.

Lalu kau bertanya pada daundaun gugur pohon belimbing di taman samping.
Mengapa dia biarkan diri terlepas dari sang induk lalu membusuk menjadi rabuk* ?
Padahal setelah daun terurai, akar menyerapnya dan mengedarkan ke dahandahan tempat dia dulu pernah bertahan.
Karena cinta katanya, dan daundaun gugur itupun mematung mengabaikanmu yang nampak linglung.

Dan sore ini, kau bertanya padaku (lagi)
Mengapa aku rela melepas jubah satriaku dan membiarkan diriku ikut mengembara bersamamu?
Padahal kau hanya seorang sudra, pencinta katakata tanpa harta tanpa tahta.
Karena cinta kataku, seraya menyodorkan secangkir kopi tubruk kesukaanmu.

Kali ini kau mengerti dan tersenyum penuh arti.

Adalah cinta, yang dengan rela mengikuti ke mana arah takdirnya.


(2009)
cat.
*rabuk : pupuk dalam bahasa jawa

tentang penulis :

Eti Puji, penikmat sastra yang mencoba menuangkan isi kepalanya ke dalam kata-kata. Tinggal di Jakarta.

Selasa, 29 Juni 2010

SAJAK CINTA SEORANG LAKI-LAKI BERPECI KEPADA PEREMPUAN BERKERUDUNG PELANGI

alif ba ta
alif lam mim
karena cinta
doaku tak pernah
selesai di ujung
amien

Al-Amien, 2010

Biodata Penyair
Ach. Shodiqil Hafil: lahir di Pamekasan, 3 Februari 1988. Pimpinan Redaksi Buletin El-Dy Ghize (2003-2004), Redaktur Majalah Qalam (2004-2006), anggota Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI), Koordinator Sanggar Matahari Pamungkas, Pembina Sanggar Sastra Al-Amien (SSA) dan sekarang sebagai Kepala Perpustakaan MA TMI Al-Amien Prenduan. Puisi-puisinya dimuat di Sabili, Kuntum, Radar Madura, Mimbar (MPA), Qalam, Horison, dan Annida. Juara I Cipta Puisi Kandungan Al-Quran se-Jawa Timur dalam Pospeda di Malang (2005), dan menjadi utusan Jatim dalam Pospenas III di Medan (2006). Pada 2009 lalu meraih juara III dalam Lomba Pidato Bahasa Indonesia antar mahasiswa se Jawa-Kalimantan di Bandung. Puisi-puisinya terangkum dalam buku Mengasah Alif (2007) dan Akar Jejak (2010).

DENGAN PENA BAHASA

Dengan pena bahasa
kutulis bisik sukmaku
dalam susun aksara
rindu yang kian tua
pada daun yang meluruh
di halaman jiwa

Ketika senja jingga
kutulis setiaku yang dewasa
pada pipi mentari
dan ketika semilir angin
mengucup bibir rembulan
ketika embun mulai
meniduri dada malam
dan tinta masih tersisa
kutulis lagi bisik sukmaku
dengan pena bahasa
dalam susun aksara
kalimah cinta
yang lebih sempurna

Biodata Penyair
Indah Hairani Ialah seorang Ahli Jawatan Kuaasa Group Teater Asyik Terengganu dan Ahli Persatuan Penulis Terengganu (PELITA), menyukai duania tulis menulis bergenre Skrip Drama, Cerpen, Puisi dan Novel. Karya-karyanya bisa dibaca di blog pribadinya http://indah-hairani.blogspot.com. Kini penyair tinggal di Jalan Bukit Nenas Tepoh NO 79 A, Kode Pos 21060 Kuala Terengganu. Segala hal yang ingin disampaikan pada penyair bisa dihantarkan ke alamat email indah_hairani@yahoo.com

Senin, 28 Juni 2010

ODE

Dengan apa aku harus mengukur rindu?
-jika tidak dengan matamu
sebab bagiku rindu lebih rumit dari rumus matematika
yang diajarkan ibu guru

di kota itu, apakah kau masih mengenangku?
ketika gelap menyelimut saat mati lampu
atau kau telah lupa
akan kemesraan kita di taman bunga
melintasi jalan-jalan kecil kota tua
kau dekap aku, diatas dua roda
kita melaju

Dengan apa aku harus mengukur rindu?
-saat wajahmu begitu jelas dalam khayalku
semoga kau tahu; tak ada pedang setajam rindu
setajam namamu

(Yogyakarta, Maret 2010)

Biodata Penyair
Munajat Sunyi, nama pena dari Badrul Munir Chair. Lahir di pesisir Ambunten (sebuah desa di pantai utara Sumenep-Madura), 1 Oktober 1990. Alumnus PP. Darul ’Ulum Jombang. Menulis cerpen dan puisi, karya-karyanya dipublikasikan di beberapa media lokal maupun nasional, serta masuk dalam sejumlah Antologi bersama, diantaranya antologi cerpen Di Pematang Pandanaran (Matapena, 2009), Bukan Perempuan (Grafindo-Obsesi, 2010), dan beberapa antologi puisi, seperti Diorama (Antologi Penyair Tanpa Bilangan Kota) (Pondok Mas, 2009), Antologi Puisi Penyair Nusantara Musibah Gempa Padang (E Sastera, Kuala Lumpur 2010 ), kumpulan cerpen duetnya (bersama seorang teman) yang sudah terbit berjudul Bangkai dan Cerita-Cerita Kepulangan (FUY, 2009). Salah satu cerpennya memperoleh juara pertama dalam sayembara penulisan cerpen inspiratif Ramadhan tingkat mahasiswa se-DIY 2009, serta memperoleh beberapa penghargaan dalam lomba cipta puisi dan cerpen. Kini melanjutkan studinya di jurusan Teologi dan Filsafat fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, aktif bergiat di Masyarakat Bawah Pohon Yogyakarta. Bisa dikunjungi di blognya: badrulmunirchair.blogspot.com, alamat email: eyoung_bmc @yahoo.co.id, dan munajatsunyi@gmail.com. Kalau ingin lebih mengenal penyair bisa menghubungi via handphone 085655464263/081915520846
Kini penyair tingggal di Jl. Bimo Kurdo no. 28 RT/RW: 23/07
Sapen-Yogyakarta.

Minggu, 27 Juni 2010

I LOVE YOU, IBU

Wajahmu membayang pada senyap,
arloji yang meleleh
juga langkah yang berkarat

Gurat bibirmu membayang --
pada wajah anak-anak,
angin yang sederhana
juga keheningan langit senja

Kemuning yang kautanam
dihalaman rumah dulu
tak lagi kokoh berseri.
Ia telah merontokkan setiap daunnya
merimbun di bumi yang melata

Kini aku telah menjadi ibu
Barangkali tak seperti engkau.
Senantiasa datang
dengan mawar jngga di tangan
merayapi hati dengan keheningan.

Wajahmu membayang
pada butiran embun, jejak pelangi
juga kehangatan matahari

Wajahmu kian membayang
menusuk-nusuk darah
Aku masih ingat jalan pulang

Depok, Dsember 2007

Biodata Penyair
DIANING WIDYA YUDHISTIRA, lahir di Batang 6 April 1974. Menulis puisi, cerpen dan resensi buku, mulai tahun 1992. Dipublikasikan ke berbagai media antara lain Republika, Media Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Nova, Horison (Jakarta), Wawasan, Cempaka, Suara Merdeka (Semarang), Memorandum, Jawa Pos (Surabaya), Pikiran Rakyat (Bandung), Waspada (Medan), Serambi Indonesia (Banda Aceh), Suara Nusa (Nusa Tenggara Barat), Bali Pos (Denpasar), Majalah GEN dan Tunas Cipta (Malaysia) dan Bahana (Brunei Darussalam). Kemampuannya dalam menulis tidak diragukan lagi, dari tangannya banyak lahir buku bersama seperti, antologi puisi “Mimbar Penyair Abad 21” (1996), “Forum Pesta Penyair Jawa Tengah 1993” (1993), “Dari Negeri Poci II” (1994), “Dari Negeri Poci III”, “Antologi Puisi Indonesia” (1998), “Kicau Kepodang IV” (1997), “Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka” (1995), “Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia” (ed Korrie Layun Rampan, 2001) , “Surat Putih 2” (2002), “Kiara I” (2000), “Kiara II” (2003), “Aceh dalam Puisi” (2003), ”Bisikan Kata, Teriakan Kota” (2003), “Mahaduka Aceh” (2005), dan lain-lain. Cerpennya bisa ditemukan dalam sejumlah antologi cerpen, seperti kumpulan cerpen “Kembang Manyang” (2000), “Dunia Perempuan” (ed. Korrie Layun Rampan, 2002), “Yang Dibalut Lumut” (CWI, 2003), “Kota yang Bernama dan Tak Bernama” (2003), “Bunga-Bunga Cinta” (Senayan Abadi, 2004), “Jika Cinta….” (Senayan Abadi, 2004). Novelnya “Sintren”, termasuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2007.
Perempuan Mencari Tuhan”, Penerbit Republika 2007). Kumpulan cerpen tunggalnya “Kematian yang Indah” (Grasindo, 2005). Novel terbarunya “Nawang” (Pustaka Republika, 2009) dan “Weton” (Grasindo, Oktober 2009). Kini ia sedang menunggu terbit kumpulan esainya tentang perempuan berjudul “Satu Istri Saja Cukup”. Tahun 1996 diundang dan mengikuti “Mimbar Penyair Abad 21” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Desember 2003 diundang Dewan Kesenian Jakarta untuk baca puisi dalam forum “Temu Sastra Jakarta”. Kini tinggal di Perumahan Vila Pamulang, Blok Dj-7/8, Pondok Petir, Sawangan, Depok 16517, Email: dianing@gmail.com dan dianingwidya@yahoo.com. Facebook: http://www.facebook.com/dianingwy

Sabtu, 26 Juni 2010

AKU LUPA SEPARUH WAJAHMU

melukis wajahmu dengan kanvas dahaga. patahan-patahan igau menguncup
sembilu menjadi abjad-abjad yang tak terbaca. “aku terlanjur tidak mengerti
tentang cinta” desahmu. sungguh telah kutapaki sejarah penuh
biografi-biografi sunyi yang garam. menilam rindu pada setangkai harap
yang basah disorot matamu. tajam
“dik, tidak ada lagi yang berguna selain airmata” tiba-tiba saja bibirku
bergetar dan aku benar-benar lupa separuh wajahmu.

sedingin angin memuluk dedaunan, yang ada hanya gigil mata kanvasku
berusaha mengingat separuh wajahmu yang kulupa.

dik, aku rindu, rindu sekali. merapatlah kedinding waktu yang masih berkabut
nyanyikanlah lagu yang sengaja kukirim lewat telegram sunyi
atau larik-larik puisi lirisku yang tertinggal dikeheningan malam
nemun maaf bila huruf-hurufnya mulai memudar, sebab waktu terus berkarat.
atau bila kau tak lagi bisa membaca larik-larik puisi lirisku ini, disebabkan
kabut terus menebal di bola matamu. tafsirkanlah butir-butir hujan
yang kan singgah malam nanti. basahilah tubuhmu secangkir demi secangkir
agar aku merasakan harum tubuhmu yang kasturi.

dik, bila nanti aku berkunjung ke rumahmu dan aku lupa jalan pulang
tunjukkanlah aku peta warna merah yang dulu aku lukis di tangan kananmu
di situ telah kutanam beribu bunga melati yang sengaja kupetik
dari percintaan kita yang dibatasi oleh jarak: sunyi
juga beribu doa yang kulafazdkan di setiap sujud tahajjudku
: semoga hujan datang diakhir may nanti, akan kujemput separuh
wajahmu yang kulupa.


Prenduan, 19 April 2010 M
Biodata Penyair
Erfan Setiawan. Lahir Ganding, Sumenep 07 Agustus 1990. Kini penulis masih melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura, dan aktif di berbagai komunitas sastra. Antara lain: Sanggar Sastra Al-Amien (SSA), Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI) cabang Sumenep, Forum Lingkar Pena (FLP) ranting Al-Amien dan Forum Bahasa dan Sastra Indonesia Beberapa karyanya berupa puisi dipublikasikan di lokal dan nasional. Antologi puisinya yang pertama Di Bawah Sayu Matamu.

BERSAMA GENANG AIR MATA

Bersama genang air mata yang tumpah bersama cinta
Aku meraba ke dalaman hatimu
Menyusuri ruang hampa tak bertepi
Menapaki jalan terjal dan berbatu

Aku telungkup dalam obituari

Di kedalaman hatimu
Ku temukan muara yang mengaliri gelombang percintaan kita
Serupa perahu dan gelombang
Kita berselancar menuju pelabuhan penantian terakhir
Menabuh riak gelombang

Di sebuah lorong tak bernama
Kau taburi tubuhku dengan semburat ciuman tak bersuara
Meski desahmu sesekali terdengar
“ah…”

Aku terdiam sejenak melihat lekat wajahmu
Yang putih mulus tanpa noda
Sambil sesekali ku saksikan
Kau tengah asyik bercerita dengan tubuhku
Menceritakan tentang keindahan dan kesedihan

Di akhir cerita
Kecupan ringan bibirmu menyatu dengan bibirku
Mengganti bekas bibirnya di bibirku dengan bibirmu

Bersama genang air mata
Aku menatap senja di kedalaman matamu
Dan ku katakan
“…inikah akhir ceritamu…?”

SSA, 07 Juni 2010 M.

Biodata Penyair
ABD. QADIR JAILANI---Lahir dan besar di madura tepatnya di pedalaman kota sumenep (Lenteng). Sekarang masih melanjutkan studinya di TMI Al-Amien Prenduan (kelas akhir). Sekarang menjabat sebagai Pemred Khazanah sisipan majalah Qalam. Beberapa bukunya yang akan segera terbit Menatap Masa Depan Bangsa dan antologi tunggal puisinya Selembar Kertas Purnama. Penulis bisa dihubungi melalui E-Mail aq_jeilaniel_a90@yahoo.com atau di no Hp. 081703581866

KIDUNG RINDU

ada fajar menantang langit
di situ, ada indah menjerat-jerit
ada magenta meredam langit

ketika itu, hujan bukan lagi air
ia rendam benak, alih-sulih jiwa terpaku
pada senar-sinar pelita langit melejit telak

ada genta-cinta pada tubuh serta jiwa
ketika kau di sana, menyulam udara;
kuhirup...
udara lesap tak bersisa

ada genderang perang bertabuh riuh
ketika kau disana, menjahit angin;
kulesap...
angin hirup tak bersisa

di tanah basah, di kelilingi ilalang
aku coba hitung debu
eja bahasa petir kiriman langit
terjemah setiap gemericik hujan
karena aku mau tangkap hadirmu kerap

dan izinkan senandung lirih kidung bumiku
kacau kau punya langit, sedikit saja
biar lekas lantas lepas
ini genderang meradang rindu;
kau curah-gundahkan pada untaian hujan
kau lesat-titipkan pada semilir petir
kau embus-hempaskan pada senyapnya udara
menuju tanah-resah basahku meremuk
ambruk

aku ada pada ilalang, memutari tanah basah
masih hitung debu, eja petir, merumus hujan
karena aku mau tangkap hadirmu kerap

itu saja mauku, tapi hadirmu...

Biodata Penyair
Retno Handoko memiliki nama pena Jurang Sepi.Mahasiswa lulusan Fakultas Sastra Inggris Universitas Islam Sumatera Utara. adalah seorang pengelana kelahiran Kelahiran. Kini berdomisili di Jl. Tirta Raharja II F/267 Jati kramat, jati asih , Bekasi.

TANPA CINTA

bercerita tentang cinta
bersama puisi yang kalian tulis
aku malu
dan membuatku bodoh tentang kata

karena hingga kutak mampu menghitung senja
cinta tak kunjung menyapa

aku iri,
iri pada cinta, yang
kalian ramu menjadi tawa
bahkan pada cinta, yang
kalian eja menjadi bulir air mata
: tertawa, menangis
semua karena cinta

ah, Cinta
Haruskah aku mengadu pada bising tawa
agar engkau berbelas kasih membagi bahagia
Atau aku harus memelas pada sakit nestapa
agar engkau sedikit kejam memberi derita

Cinta, memang tanpa paksa

20042010
Biodata Penyair
Nama Pena: Zam Zamee, Lahir di Bangkalan, 28041989 berdomisili di Blega Bangkalan Madura. Kontak: +6281 937 3333 49. E-Mail: emje.a6@gmail.com

SELAMAT MALAM SAYANG

Selamat malam sayang
Lelaplah dalam dekap malam
Rasakan cinta dalam kesunyian
Walau hanya tersampaikan lewat
Nyanyian usang

Selamat malam sayang
Nyenyaklah dalam peluk malam
Rasakan semesta berbisik
Pada angin, bintang, dan rembulan
Tentang kedamaian yang tak terusik

Selamat malam sayang
Mari lelap dalam hening malam
Rasakan kedamaian mengalun
Pada ayat ayat langit berkumandang
Sampaikan kerinduan lewat zikir zikir panjang

Kenanglah dalam ingatanmu sayang
Rinduku selalu ada meski biasa saja
Seperti pagi menanti matahari
Dan malam menanti rembulan

Selamat malam sayang
Kenanglah aku dalam nadi dan nafasmu
Agar aku yakin hanya aku dalam hatimu

160909

Biodata Penyair
Lia Salsabila, lahir di bulan yang dinaungi bintang cancer, tepatnya di bulan juli tgl 17 bershio anjing. suka sastra setahun yang lalu yaitu bulan mei 2009. aktifitas sekarang mengelola taman baca sosial dan bermain dengan anak-anak yang berkunjung di dalamnya....karya-karyaku bisa di lihat di blog pribadi antara lain www.ladangsastra.com ; www.lia-kekasihhati.blogspot.com dan www.liasalsabila.multiply.com alamat asal jember jawa timur, email : yulia.yulia@rocketmail.com

Jumat, 25 Juni 2010

TENTANG CINTA

Pulang, pulanglah dengan peta urat-urat daun
di likunya sudah teralamatkan satu rasa
di golongan kepompong
mengukir sayap-sayap
untuk diterbangkan kemudian hinggap di jarimu.


Biodata Penyair

Ananda Dwi, lahir di Banjarmasin 15 Januari 1976. Pekerjaan swasta. Menulis puisi sejak 1987 sampai sekarang di bawah bimbingan Kony Fahran wartawan senior di Kaltim yang juga penyair dan cerpenis. Alamat Jalan Cendana Gang 4 Samarinda

KERNA GELAP TAK PERNAH BENAR-BENAR HILANG

kerna ada yang jadi bayang-bayang
maka gelap tak benar-benar hilang
meskipun cahaya begitu benderang

di rentang jarak
mereka berkecipak
kadang meluluh lantak

aku seperti anai-anai
dipermainkan jelai-jelai
payah bersepai-sepai

ini tak semata tentang rindu
tapi juga cemburu yang beradu
kerna semuanya kian membadai
kerna semuanya begitu memberai

ini tentang ingin
yang ditelan angin
semua kurasa telah menjadi angan
yang terkulai lesu di jambangan


@Dave Sky

Biodata Penyair
Nama Davit Arianto. Dave Sky adalah nama pena saya. Lahir 10 April 1980. Kegemaran tentunya menulis, membaca dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan alam. Buku Antologi yang sudah pernah terbit adalah Antologi 44 Penyair Bandung "Ziarah Kata-kata" (2010) dan "Suara-suara Nurani Kemanusiaan" (2009).

CINTA

Kau sayat tubuhku hingga getah
kutemukan bahagia sebab terluka

2009

Biodata Penyair

Sandra Palupi, Lahir di Jakarta, 1 April 1972. Tinggal di Semarang. Ibu rumah tangga dan bekerja di sebuah yayasan pendidikan. Penyinta puisi...

Kamis, 24 Juni 2010

UNTUKMU BIDADARI

Sejak mengenalmu ada keyakinan yang begitu kuat
Menggenggam hati
Jiwaku terbang bersama angin
Kerena engkau begitu Indah laksana Bintang yang bertabur

Ceria, adalah wajahmu
Rambut yang terurai laksana sutra
Halus seperti air
Malam ini, aku benar-benar ingin memuji ketulusanmu

Sejak dulu, aku senang memandang wajahmu
Menyaksikan tawamu
Dan tersenyum oleh waktu
Untukmu jiwa ini akan terus ada

Wahai pemilik malam, izinkan aku untuk menyentuh hatinya
Berbisik lirih diujung pendengarannya
Bahwa aku tak sanggup melawan dunia tampanya

Untuknya kebahagianku akan kupersembahkan
Bahkan jika aku sanggup mengenggam langit, akan kuberikan padanya.

27 Desember 2009

Biodata Penulis

Dedy Nur, Lahir didesa kaloang Sulawesi Selatan 23 Agustus 1981, Penikmat Sastra.

PUISI UNTUK IBU

Seperti yang pernah kusampaikan pada ayah.

"Aku tak pernah mampu membuat puisi untuk ibu.
Setiap huruf kembali meloncat berpencaran dari barisan kata sebelum mengutuh kalimat.
Lalu...bagaimana kupersembahkan sebentuk puisi bila setiap huruf menolak berbaris rapi, ayah?''

Ayah merunduk. Membantuku memunguti kembali huruf-huruf yang sengaja berjatuhan di kakiku. Huruf-huruf itu mengejekku. Namun ayah tetap percaya. Suatu saat huruf-huruf akan menjelma kalimat indah. Membariskan kata demi ibu. Lewat jemari putrinya yang ragu.

Hari ini, setelah ayah pergi...
Huruf-huruf berbaris anggun. Tiada lagi keangkuhan. Mereka membentuk kata, menjelma kalimat, mengutuh, penuh. Hatiku bersorak dalam duka. Ayah tak pernah sempat melihat...

"Ibu...Mungkin kau tak pernah tahu. Betapa hati masih teteskan embun satu satu.
membentuk aliran muara heningmu. Mengkristal dalam keabadian.
Tak ada yang mampu menyelami kedalamannya. Selain hatimu..hatiku
Langit kirimkan cerita tentang senja terakhir. Saat kupeluk tubuh lunglaimu
meninggalkan cahaya kehidupan. Sisakan siluet senyum..mengubah matahari jadi bulan.

Kini kuhanya mampu bersurat. Lewat bumi yang menadah rindu.
Semesta mengirimnya lewat bisik angin petang.Yang kunanti tiap malam.

Tahukah ibu?
Setiap detik ingin kuceritakan lewat puisi. Tentang teman teman-baru yang membuat sunyiku jadi riuh. Atau tentang seseorang, yang mengirimkan puisi kematian.
Mengubah rasa-rasa didada. Sepi..sunyi..senyap
Menggores kelembutan hatiku. Yang terbuat dari hatimu.

Namun bait puisi tak pernah mampu kurangkai. Menjadi siluet sosokmu. Bahkan senyummu yang diam.
Hidup ini lucu ya, ibu ?
Seperti yang pernah kau katakan. Bahwa damai lebih indah dari perang.
Bahwa hidup memang perjuangan. Meski puisi setengah jadi. Namun rinduku menjadi-jadi.

Ingin rasanya kuakhiri puisi ini dengan akhir yang senyum. Bahwa disini aku bahagia.
Berteman puisi, dongeng pagi, siang dan malam.
Demi malam yang menjelang fajar. Dan air terjun dimataku.
Kukirimkan sebentuk kisah. Dan bait bait kata. Didalamnya ada hati yang meranum senyum.
Seperti yang pernah kau ajarkan.
Bacalah dan dekaplah. Agar getirnya hidup menjadi tawa yang sumringah.

Ibu..kata orang diiparasku terukir keayuanmu.
Semoga tak menjadi bencana semesta.
Yang membuatmu menangis disana..."


somewhere, Juni 2010

SAYURI YOSIANA


Untuk bundaku tercinta, ERNA S.
Luv u mam...may u happy in the heaven

Biodata Penyair
Sayuri Yosiana, lahir dan besar di Jakarta, Indonesia. Memiliki hobi membaca, fotografi dan travelling. Menyukai dunia seni, sejarah dan heritage. Karya-karyanya tersebar diberbagai media baik cetak maupun online. Bersama rekannya, Andre Birowo mendirikan dan mengelola situs kesehatan holistik, www.kabarsehat.com. Saat ini masih aktif menulis untuk menyelesaikan proyek pribadi berupa kumpulan cerpen dan novel. Juga sebagai penulis lepas untuk artikel-artikel ringan khusus non fiksi. Segala hal mengenai penyair bisa ditanyakan langsung via email sayuriyosiana@yahoo.com

KUNISANKAN RINDU DI HATIMU

malam ini aku menatap langit kelam tanpa suluh rembulan

desau angin yang bersetubuh dengan daundaun bambu

aku resah menggumam rindu yang bergelayut di reranting kalbu

di sana adakah kau merasakan galau yang ku kirim

bersama keranda cinta yang kupesan, lengkap kembang melati dan sepasang nisan ,bertuliskan

rinduku telah terkubur pada lekuk hatimu yang dalam

cintaku tak lagi terguras waktu walau jarak yang merentang

telah kunisankan rindu di hatimu , sampai nyawa enggan di badan

adrian kelana
jakarta .24062010

Biodata Penyair

Adrian kelana, lahir di kampung pujangga lama.bukit tinggi.ranah minang . 15 Desember 1976. Beristrikan mualaf gadis keturunan tiongho aktifitas. Wiraswasta di jakarta.
Ikut dalam buku .antologi puisi tarian ilalang.

MARI BERCINTA SAYANG

Mari bercinta sayang,
saat lembab fajar masih menyapa
ketika dingin masih menggelayut manja
Mari bercinta sayang,
saat terik surya mulai melanda
ketika bayang tegak tak terasa
Mari bercinta sayang,
saat penatku makin meraja
ketika bibir enggan tertawa
Mari bercinta sayang,
saat petang menjelma
ketika raga mulai tak berdaya
Mari bercinta sayang,
saat ku mulai terlena
ketika mimpi bukan lagi cerita
Sekali lagi mari bercinta sayang,
hingga nanti aku tak lagi nyata...

Biodata Penyair
ISMA WASINGATUN Terlahir di kota gaplek "Wonogiri", pada tanggal 06 Januari 1989. Sekarang masih menempuh studi sebagai mahasiswi semesterakhir program studi gizi di salah satu universitas swasta di Surakarta. Suka menulis sejak SD hingga sekarang. Beberapa karya puisi pernah dimuat disalah satu koran harian lokal di kota "The Spirit of Java" ini. Tulisan tidak hanya sebatas puisi dan cerpen remaja, namun akhir-akhir ini sudah mulai menulis ilmiah populer juga. Karya-karya lainnya bisa dilihat di Blog pribadinya ismawasingatoen.blogspot.com/. Kini berdomisili di Jln.Deposito no.1 Nilasari,Pabelan,Kartasura,Surakarta. Segala hal yang ingin ditanyakan pada penyair bisa dikirim via email isma.wasingatoen@gmail.com atau via handphone HP:085642493321

Rabu, 23 Juni 2010

MENERJEMAHKAN RINDU

Bila kutahu
Bahasa air yang mengalir ke muara
Sudah ribuan rindu mampu kuterjemahkan

Rindu ingin terbang seperti burung merpati
Dengan kesetiaannya
Mengantarkan amanat pengirimnya
Kepada orang yang ditujunya


Rindunya Leuser mengarungi laut luas
Menemui bidadari di ujung pulau impian itu
Menantang ombak dan badai yang mengganas
Untuk sampai di sana
Berbagi perasaan yang telah melepas sauh di hati

Bila kutahu
Bahasa bintang menerangi malam
Sudah ribuan rindu mampu kuterjemahkan

Balber, 04032008

Biodata Penulis
Saifun Arif Kojeh adalah nama pena dari Rd. Sarifudin, yang terlahir di Durian Sebatang, 8 Desember 1977 dari rahim Raden Ajeng Jetiah Bujang Saheran dan ayahandanya Raden Koman Sahar. Menulis karya sastra sejak masih Sekolah Menengah Umumkelas tiga sampai sekarang. Karyanya berupa puisi, cerpen, cerber, novel mini, novel, Diari Seorang Penulis, Catatan Harian Seorang Penulis, bahkan kini merambah menulis artikel populer di berbagai media massa. Memiliki semboyan dalam menulis, “Suatu coretan kreatif sependek apapun dalam menuangkan impresi atau ekspresi jiwa akan melahirkan keindahan rasa yang terasa bagi orang yang merasa.” Karya-karyanya yang telah terbit dalam bentuk buku Cerpen Tunggalnya, Kembalinya Tarian Sang Waktu (Literer Khatulistiwa, 2010) dan Puisi tunggalnya adalah Tafakur Cinta (Pijar Publishing, 2006) dan Sembahyang Puisi; menerjemah rindu (Literer Khatulistiwa, 2010). Juga terkumpul dalam karya bersama seperti antologi bersama Bianglala terbitan BKK Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak edisi 2001. Alumnus SMA Negeri 2 Pontianak dan FKIP Untan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah ini sekarang mengabdikan dirinya sebagai guru. Berbagai pengalaman dalam dunia tulis menulis banyak dilaluinya. Kalau ingin lebih mengenal lebih akrab tentang penyair maka bisa mengunjungi langsung alamat karya penyair di situsnya: Http://msaifunsalakim.blogspot.com/ danHttp://kemuliaancintasakim.blogspot.com/. Atau bisa dengan cara menghungi penyair di Kontak person: Jalan Atot Ahmad Nomor 05, Perumnas II, (0561) 778384, Nomor HP (085252411358), Pontianak 78113.

BIRAHI OMBAK

Ada perawan menyulam cinta
Saat senja dipetik cakrawala
Bukan rupa kali mendera
Rasa menawar rindu muka

Biar!
Biar luka teriak, “Ha ha!”
Atau sederhanaannya rasa aku ingin
Namun kita tetap dalam bilangan irisan

Sunguh,
tujuh lapis gelombang berlari
gerhana rindu kuat menepi
mengurai ombak
Membopong tubuhmu
“Aih, puisilah kau!”

“Cepat pulanglah Dara
Amuk rindu kian mengemuka!”


Ciputat, April 2010

Biodata Penulis
HANDOKO F ZAINSAM, lahir di Madiun, 06 Oktober 1975. Ia pengagas dan pendiri Komunitas Mata Aksara (KomMA) Jakarta. Karya-karyanya: Risalah Luka Sang Pecinta—Tahun 2000 (Prosa Liris); Antologi Puisi Bersama Sastra Jawa (2001); I’m Still A Woman—Tahun 2005 (novel); Antologi Puisi Kota Sunyi Tahajud Cinta Kunang-Kunang (2009). Kenang Sebayang Antologi Bersama Puisi Lekas (2010). Kini sedang menyelesaikan kumpulan puisinya “Ma’rifat Bunda Sunyi” dan “Kitab Negeri Hening”. Beberapa karya lain pernah dimuat di berbagai media cetak seperti; Jawa Pos, Koran Republika, Jurnal Bogor, Majalah Matra, dll.

AKU DATANG MEMINANG CINTA

Kusapa kalian melalui pahatan warkah
selami madah-madah jiwa merah
bertukar salam meniti angin
jabat erat di rumah masa
gelombang cinta tanpa sua
di belantara ranah kalian ku terdampar
Ajari daku, wahai pencinta segala hikmah
tentang kata-kata tentang kearifan
tentang hidup tentang indah sanubari
seperti kalian layari di samudera memberi
rumah kedamaian hati purnama
aku datang meminang cinta

Banjarbaru, 5 Februari 2006 (11.15)

Biodata Penulis
Ersis Warmasyah Abbas, dosen pada FKIP Unlam Banjarmasin. Lahir di Muara Labuh, Solok Selatan, 15 November 1957. Magister Pengembangan Kurikulum Pendidikan IKIP (UPI) Bandung (1995), Alumnus Pendidikan Teori, Metodologi dan Aplikasi Antropologi UGM (1993), pernah kuliah di PK Fakultas Filsafat UGM (1982), Sarjana IKIP (UNY) Jogja (1980) Sarjana Muda IKIP (UNP) Padang (1978), dan alumnus PGAN Padang (1975). Karya-karyanya dimuat diberbagai media, seperti Kedaulatan Rakyat, Berita Nasional, Sinar Harapan, Suara Pembaharuan, Jayakarta, Kompas, Haluan, Bandung Pos, Radar Banjarmasin, Dinamika Berita, Pelita dan media cetak lainnya. Era 1986-1990 aktif di Perwakilan HU Pelita Jawa Barat dengan puncak prestasi jurnalistik Suplemen Lustrum VII IKIP Bandung. Menerbitkan antologi puisi: Surat Buat Kekasih (2006) dan terbitan bersama: Garunum (2006), Taman Banjarbaru (2006), Tajuk Bunga (2006), Kolaborasi Nusantara dari Banjarbaru (2006). Penyunting antologi puisi: Hamami Adaby: Kaduluran (2006), dan kumpulan cerpen Jamal T. Suryanata: Bulan di Pohon Cemara (2006). Kini menjabat sebagai Pemimpin Umum GAGAH dan Bandjarbaroe Post adalah Presiden LPKPK. Melakukan kerjasana dengan Asia Foundation, PT Djarum Kudus, Pemda Kabupaten dan Kota dan lembaga lainnya.

TAMAN CINTA

bunga yang kutanam pagi ini tak mekar. tak ada wanginya. ingin kusemai di lahan wajahmu, namun musim kering saat ini telah menguncupkan kelopaknya.
di wajahmu ingin kubuat taman cinta

2010

Biodata Penulis
Orang mengenal saya sebagai Isbedy Stiawan ZS. Saya lahir di Tanjungkarang, Lampung pada 5 Juni 1958 dan hingga kini masih menetap di kota yang sama. Saya merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Zakirin Senet (alm) bersuku Bengkulu dan Ratminah (Winduhaji, Sindanglaut, Cirebon). Saya memiliki lima anak dan dua cucu, buah perkawinan dengan istri tercinta, Adibah Jalili. Anak-anak saya: Mardiah Novriza (26), Arza Setiawan (24), Rio Fauzul (21), Khairunnisa (15), dan Abdurrobbi Fadillah (9) Menjadi pengarang adalah pilihan hidup saya. Selain menulis karya sastra (cerpen, puisi, esai sastra), kini saya aktif di Dewan Kesenian Lampung dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung. Pernah diundang ke berbagai pertemuan sastra dan budaya di Tanah Air dan luar negeri seperti Malaysia, Thailand. Sempat membacakan puisi-puisinya di Utan Kayu Internationan Binnale (2005), Ubud Writers and Readers Festival (2007), dan lain-lain. Karya-karya sasya dipublikasikan di Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Suara Karya, Pikiran Rakyat, Republika, Horison, Kedaulatan Rakyat, Lampung Post, Radar Lampung, Riau Pos, dll.

MENGUKUR JARAK KERINDUAN

kicau murai pagi hari merayakan tetes embun
ujung daun berayun serupa gerak pendulum

ruang lengang
merindumu pulang

siapakah telentang berbantal resah?
usai sudah mimpi basah!



bengkel puisi swadaya mandiri
jambi, 2010

Biodata Penulis
Dimas Arika Mihardja (DAM) lahir 3 Juli 1959 di Jogjakarta. Sejak 1986 menjadi staf pengajar puisi pada Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi. Gelar Doktor diraih 2002 dengan disertasi "Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia" (telah diterbitkan menjadi buku oleh Pusat Studi Penulisan 2003). Ada puluhan buku antologi puisi pribadi dan antologi bersama. Direktur eksekutif Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Networker seni dan budaya, dan pembina Pusat Studi Teater di Kampu

TEPERANGKAP JALA ASMARA

Hari hampir usai,
nyanyian rindu belum selesai

Di lembaran malam
Kutulis surat tentang rindu yang dalam

Embun sebentar lagi menguap
Akankah dalam mimpi saling bertatap?

Di dua tempat,
sepasang angsa menahan gejolak rasa yang berat

Cinta laksana panah
bikin hati bernanah

Sulit luput dari resah dan air mata
Jika teperangkap jala asmara


Taiwan, 12 Juni 2010

Biodata Penulis
Kwek Li Na atau biasa dipanggil A Ling. Lahir di Semitau, Kalimantan Barat, 4 April 1979. Berpendidikan SMEAK IMMANUEL dan ABA Pontianak. Ibu dari dua putra. Hsu Sheng Hsin dan Hsu Sheng Fong. Saat ini berdomisili di Taiwan, bekerja di toko makanan penghangat milik keluarga. Di waktu luang senang membaca dan menulis apa saja. "Dengan menulis, mencoba mengungkapkan dan memindahkan segala rasa berharap bisa berbagi dengan sesama," ujarnya.Gunung dan pantai dua adalah tempat favoritKUBuku yang telah terbit :Antologi Puisi Merah Yang Meremah (bersama 10 penyair), Antologi Perempuan Dalam Sajak (bersama 9 penyair),Himpunan Puisi Padang 7,6 SR bersama Solidaritas 25 sastrawan dan JEJAK PARA KAUL I bersama 16 penulis dari Indonesia, Singapura dan Malaysia untuk gempa Padang

JALAN KENANGAN

sejak kemarau satu tahun lalu itu, bangau dan burung-burung nasar tak lagi pernah
hinggap di pohon jambu belakang rumah. sebab kandang ayam di sebelahnya sudah
kosong tak berpenghuni direnggut influenza yang tak tahu caranya menyerang kami.
daun-daun ranggas, ulat-ulat yang tabah mencerna angin sudah melanggar sumpah
untuk setia pada batang pohon yang mulai mengenal kematian. seekor lebah tengah
membangun rumah dari kotoran hidung, dan laba-laba masih menunggu tanpa
kepastian kapan seekor nyamuk berani singgah untuk dibuatkan secangkir kopi.

sejak kemarau satu tahun lalu itu, kami sudah tak pernah duduk di kursi lapuk dan
tidur di atas kasur kapuk. kami berdiri dengan berani di atas genting menangkap
kabar angin dari negeri seberang yang sudah mencuri layang-layang kami dulu.

04 Juni 2010

Biodata Penulis
Pringadi Abdi Surya, kelahiran Palembang, 18 Agustus 1988. Terpilih menjadi Duta Bahasa Sum-Sel 2009. Kumpulan puisi tunggalnya berjudul ALUSI (Pustaka Pujangga, 2009) dan karya-karyanya termuat dalam beberapa antologi lain seperti Koloid (Kumcer Aksara, 2010), Kain Batik Ibu (Kumcer Pemenang Lomba Bumiputera), MGP (Puisi Mengenang Padang), G 30 S, Kepada Cinta (Gagas Media, 2009), dan Teka-Teki tentang Tubuh dan Kematian.

Pun menulis di media cetak seperti Batam Pos, Harian Global Medan, Jambi Ekspres, Berita Pagi Palembang, Linggau Pos, Jurnal Bogor, dan Suara Merdeka. Karya lainnya bisa dibaca di http://reinvandiritto.blogspot.com/

TADABUR CINTA

Banyak sudah pedih kurasa
Terjal berliku ujian Cinta
Dalam kumbangan madu cekat
Gejolak asmara terkungkung sekat

O malam, malam suram bulan bertudung
Kutulis sajak di mural jantung
Kuseduh hikmah segala coba
Menadaburkan cinta berkalam surga

Kini, saat kembali mengingatmu
Dalam kedalaman Istiqomah nurani
Hangat air mata tiada lagi pilu

: Karena jiwaku tlah berkhalwat


________________________________________
@ Imron Tohari _ lifespirit 3 Mei 2010


Biodata Penulis

Imron Tohari, seorang penikmat sastra, menulis esai, puisi, tinggal di Lombok tulisan-tulisannya tersebar di berbagai media, bisa juga dibaca di blog pribadinya http://lifespiritpuisisair.blogspot.com/

AKU INGIN MENEMANIMU

air laut kental keperakan
membuncah di karang berongga
kikis setiap sarat hasrat
di buih putih sisa rintih

seperti menjerang masa panjang
ada jejak silam terinjak di pasir pantai
kusebut namamu yang telah hilang
pada laut aku melempar angan

setitik pasir mungkin debu jasadmu
yang kuangkat dari hamparannya
angin laut tak mampu menerpamu
kuingin temanimu di atas batu karang


pelabuhan ratu, 1 mei 2010
Biodata Penulis
Shinta Miranda, lahir di Jakarta 18 Mei Pendidikan Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga AtasMenulis sejak kelas 3 SD, karena pengaruh dari ibu yang seorang dosen sastra Inggeris (kini bermukim di Belanda) dan ayah almarhum yang seorang jurnalis.Karya puisi saya pernah dimuat di Surat Kabar Suara Pembaruan dan Suara Karya dan telah menerbitkan 2 buku antologi puisi berjudul Merah yang Meremah (bersama 9 penyair perempuan) dan Perempuan Dalam Sajak (bersama 8 penyair perempuan). Kini sedang menyiapkan sebuah antologi puisi tunggal dan sebuah novel.

KISAH ITU

kita yang dahulu tak mengenal tak menyapa
kini ditaman itu kita di pertemukan..
kita dipersatukan, dijadikan ikatan
ikatan nyata dalam persahabatan..

sapa kita dahulu merantau
kini sapa begitu nyata bagiku
hanya dalam hitungan waktu
kita seakan begitu erat

harapku pada satu waktu
iktan ini takan pernah terputus
takan raib terhapus oleh desiran itu
takan terbawa arus permusuhan

28 Februari 2010

Biodata Penulis
Nurul Aulia Latifah, lahir di Bogor 5 november 199, memiliki hobi, listening music, writing, reading, memiliki citat-cita menjadi seorang penulis puisi yang hebat, Guru, psikolog, Ahli Desain. Menjadi operator warnet,sampingan sebagai pngjar les,
mendesain, menulis : puisi, cerpen adalah aktivitas yang sangat digemarinya. Berdomisili di : Bogor Ciomas , bubulak Alamat email che_auli@yahoo.com. CP : 08998571072

Kekasih

Kekasih, tlah kita gempur kejemuan
Di sudut sudut rumah yang kita ukur
Dengan lapis dusta dan asmara semu

Semalam kalender usang tlah kita bakar
Tak ada sesal sampai ke akar
Bunga-bunga mekar
Cintamu tak pernah pudar

Kekasih, tlah kunikmati dini hari
Seperti cinta agung dariNya
Sambil berzikir basah oleh setubuh sakral

Ah, jika kukata perkawinan adalah jeruji,
Aku ingin abadi dalam jerujiNya
Sebab setiamu tak terbatas

Jika Rasullullah membolehkan
; Tentu aku bersujud di kakimu

Mei 2010

Biodata Penulis
Weni Suryandari, Lahir di Surabaya 4 Februari 66, menulis puisi, cerpen dan novelette, Novelettenya pernah masuk kategori Terpuji Lomba Tabloid Nyata, 2008. Buku Antologi Puisi bersama : Merah Yang Meremah, Perempuan Dalam Sajak. beberapa Cerpen dan puisinya pernah dimuat di media cetak maupun maya ; Kompas.com dan melalui blog pribadinya.

DARI REDAKSI

Salam persahabatan dan salam karya........saya mempunyai keinginan membuat ebook tentang antologi puisi bertema cinta. Tiap puisi satu penulis. Saya mengundang semua sahabat-sahabat saya untuk mengirimkan puisi cinta lengkap dengan biodatanya ke inbok saya di facebook dengan alamat facebook putra_blega@yahoo.com
Ebook ini rencananya akan saya sebarkan ke semua khalayak pencinta puisi secara gratis agar bisa dengan mudah dinikmati. Besar harapan saya semoga dengan terbitnya ebook ini, kita (semua yang ikut berpartisipasi dalam menulis) dan pembaca bisa menerjemahkan bahasa cinta yang ada. Bisa lebih arif dalam bercinta. Bisa lebih mengetahui wajah cinta. Sahabat-sahabat yang sudah siap puisi dan biodata dirinya untuk sementara waktu adalah Weni Suryani,Nurul Aulia Latifah, Shinta Miranda, Imron Tohari, Pringadi Abdi Surya, Kwek Lina (Taiwan),Dimas Arika Mihardja, Isbedy Stiawan ZS dll.
Saya tunggu partisipasi dari seluruh sahabat, baik dari dalam negeri sendiri maupun luar negeri..........................semoga silaturrahmi kita dalam berkarya senantiasa beriring ridla Tuhan. Amien ya rabbal 'alamien

Selasa, 22 Juni 2010

BELAJAR YANG MENGASYIKKAN

Oleh Moh. Ghufron Cholid

Belajar merupakan kewajiban semua orang. Belajar menuntut kita untuk lebih memiliki ilmu pengetahuan. Apa yang harus kita pelajari? Semua ilmu yang dapat mendapatkan manfaat.
Namun adakalanya dalam belajar kita mengalami kejenuhan. Terlebih bila kita belajar di dalam ruangan waktu siang hari. Waktu yang sangat tepat untuk tidur atau sekedar melepaskan lelah.
Hal semacam ini, tidak asing lagi di kalangan kita. Kalangan yang berada dalam ruang lingkup pendidikan.
Untuk itu perlu kiranya, kita menemukan formula belajar yang mengasyikkan. Tidak membosankan dan menyenangkan. Membuat semua jiwa yang berada di puncak kejenuhan menjadi sangat tertarik untuk belajar.
Agar belajar menjadi semakin mengasyikkan maka tak ada salahnya bila kita mencoba beberapa tip di bawah ini:
1. Belajar Memakai Kuis
Umumnya kejenuhan dalam belajar dialami oleh semua lapisan. Baik guru maupun siswa. Maka belajar dengan menggunakan kuis ini meruapakan salah satu alternatif belajar yang mengasyikkan. Siswa/I yang sedang mengantuk sekalipun apabila dalam belajar, kita menggunakan metode ini maka kita akan semakin lebih enjoy.
Terlebih kuis yang dilaksanakan tentang pelajaran dan dibuat kelompok-kelompok khusus. Semisal diberikan soal perderet bangku dengan menggunakan huruf A,B hingga jumlah deret bangku yang ada. Siswa/I akan lebih tertarik dalam belajar.
2. Belajar dengan metode cerita
Metode ini sangat tepat digunakan untuk semua pelajaran yang berjenis sejarah atau pun berjenis nasehat. Semisal pelajaran IPS, muthola’ah atau pelajaran lainnya.
Dengan menggunakan metode seperti ini, seorang siswa yang mengantuk sekalipun akan bangun terutama apabila dia merasa diperhatikan dan dijadikan tokoh dalam cerita yang sedang dipelajari.
3. Belajar dengan bahasa cinta
Metode jenis ini, kurang mendapatkan perhatian sehingga pelaksanaan belajar mengajar di kelas menjadi sangat melelahkan. Terlebih apabila pelajaran ditampilkan dengan wajah yang menyeramkan oleh seorang pendidik. Tentu pelajaran tersebut, akan menjadi pelajaran yang paling menakutkan dan siswa/I akan bersikap sangat pasif dalam belajar. Mereka akan menampakkan bahasa tubuh yang loyo.
Belajar dengan bahasa cinta maksusnya, mendekati siswa/i dalam belajar dengan sangat telaten. Tidak selalu membentak-bentak siswa/I yang kebetulan tidak paham terhadap pelajaran meski diulang-ulang.

Al-Amien, 22 Juni 2010

Jumat, 18 Juni 2010

MADURA

Nafas kita tembakau
Di tanah rantau

Kita pun selalu asin
Dalam tiap tegukan

Madura, 19 Juni 2010

Senin, 14 Juni 2010

PENGELANA KATA

Teruntuk Acep Zamzam Noor

Mata kita tak pernah saling bercerita
Pena kita tak pernah berdansa bersama
Namun kita sama
Berkelana dalam kata
Hingga senja tiba
Menggaris langkah
Memusiumkan sejarah
Berharap ridlaNya

Al-Amien, 15 Juni 2010

TENTANG PERJUMPAAN KITA DI TANAH SAKERA

Teruntuk Joni Ariadinata

Kelak
Enam belas lembar daun
Tiap ranting pohon juni
Akan selalu bercerita
Tentang perjumpaan kita di tanah sakera

Perlahan
Desir angin saling melambai sayang
Tanah jauhari memekarkan bunga puisi
Kita hilang dalam bait-bait sunyi
Bernama tahajjud hati

Al-Amien, 14 Juni 2010
Puisi ini aku buat khusus untuk Joni Ardinata yang akan berkunjung ke pondokku 16 Juni 2010 memeriahkan acara SBSB. Semoga berkenan.

Minggu, 13 Juni 2010

DAKWAH YANG MEMIKAT HATI MASYARAKAT

Oleh Moh. Ghufron Cholid

Berdakwah adalah kewajiban bagi setiap muslim. Setiap pelaksana dakwah tentu memiliki cara-cara tersendiri untuk membuat dakwahnya semakin diminati oleh masyarakat.
Biro Dakwah adalah salah satu biro dari berbagai biro yang ada di bawah yayasan al-amien. Biro ini, memiliki tiga devisi, yakni; Devisi Ta’mir, Devisi Lembangan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, Devisi RASDA (Radio Suara Dakwah Al-Amien).
Tiga divisi yang ada sama-sama memberikan kekhasan dalam menjalankan dakwahnya. Divisi Ta’mir semakin erat di hati masyarakat lantaran selalu menggandeng masyarakat dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti mendatangkan para da’i dari berbagai tempat di tanah air guna memberika ilmu baru agar semakin mengenal hari-hari penting agama dan bisa menghayati diperingatinya hari-hari keagamaan tersebut.
Divisi LPPM, semakin dekat dengan masyarat dengan dakwahnya yang memikat. Menjadikan dakwah tampak mempesona lewat arisan yang diadakan.
Masyarakat mengikuti pengajian dengan riang gembira karena dalam pengajian yang diadakan LPPM ini, di samping mendapatkan ilmu agama, masyarakat bisa bersilaturrahmi dengan sesama dan bisa menunggu detik-detik yang mendebarkan. Detik-detik yang membuat hati yang mendapatkan arisan riang gembira.
Divisi RASDA semakin dekat di hati masyarakat lantaran zona dakwahnya yang tak hanya di jangkau masyarakat Prenduan saja tetapi masyarakat yang berada di beberapa daerah di pamekasan dan sumenep bisa menjangkaunya.
Ketiga divis biro dakwah menjalankan aktivitas dakwahnya dengan aneka dakwah yang memikat hati masyarakat. Dakwah yang tidak monoton. Dakwah yang bisa mengajak masyarakat untuk ikut di dalamnya namun tidak ada unsur paksaan.
Sebab dakwah seperti inilah yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat.

Al-Amien,Juni 2010

KUPINANG KAU DENGAN PUISI

Teruntuk Jamal D Rahman

Kupinang kau dengan puisi
Kita pun saling berbagi mimpi dan warna pelangi
Hingga bumi menjelma kasur sunyi

Al-Amien, 2010

PELAJARAN MEMBACA

Teruntuk Alm. KH. Moh. Tidjani Djauhari,MA

Guru
Kopiah putihmu
Mahkota kearifan
Selalu kau perkenalkan

Guru
Embun matamu
Bahasa tatapan
Penebar tentram

Guru
Kau simpan segala badai kenakalan
Dalam jubah ketabahan
Hingga kami tak pernah menyaksikan

Guru
Fatwamu
Air yang selalu melubangi hati kami yang batu

Guru
Membaca kebersamaan
Membuat risalah kebencian
Raib dalam tatapan
gerakan

Al-Amien, 2007-2010

Sabtu, 05 Juni 2010

METAFORA CINTA DI KAMAR PENGANTIN

Teruntuk sahabat karibku Siti Hanunah

Siti Hanunah
Ibadah sumringah
Terlepas dari belenggu resah
Itulah walimah bertabur rahmah

Hakekat bahasa tubuhmu
Akan segera diterjemahkan bintangmu
Nanti malam angin berdesir manja
Untuk menambah metafora cinta
Namun kau tetaplah bunga
Anggun berbagi perawan
Hadiah ketulusan di kamar pengantin

Al-Amien, 06 Juni 2010
Mewakili segenap keluarga besar Sunser317, saya ucapkan selamat menempuh hidup baru kepada saudari Siti Hanunah dari Sepuluh Bangkalan Madura yang melangsungkan pernikahannya hari ini. Semoga sakinah, mawaddah wa rahmah selalu menyertainya. Puisi ini saya tulis di blog ini, dalam rangka menerjemahkan syukur atas kebahagiaan sahabat saya semoga berkenan membaca, mengapresia dan mendoakan kebahagiaan.
Akhirnya kepada semua pembaca saya ucapkan selamat membaca dan mengapresiasi dan bagi yang kebetulan menyukai puisi ini, boleh di copy atau ditulis di diary pribadi. Salam persahabatan dan salam karya