Sabtu, 26 Juni 2010

AKU LUPA SEPARUH WAJAHMU

melukis wajahmu dengan kanvas dahaga. patahan-patahan igau menguncup
sembilu menjadi abjad-abjad yang tak terbaca. “aku terlanjur tidak mengerti
tentang cinta” desahmu. sungguh telah kutapaki sejarah penuh
biografi-biografi sunyi yang garam. menilam rindu pada setangkai harap
yang basah disorot matamu. tajam
“dik, tidak ada lagi yang berguna selain airmata” tiba-tiba saja bibirku
bergetar dan aku benar-benar lupa separuh wajahmu.

sedingin angin memuluk dedaunan, yang ada hanya gigil mata kanvasku
berusaha mengingat separuh wajahmu yang kulupa.

dik, aku rindu, rindu sekali. merapatlah kedinding waktu yang masih berkabut
nyanyikanlah lagu yang sengaja kukirim lewat telegram sunyi
atau larik-larik puisi lirisku yang tertinggal dikeheningan malam
nemun maaf bila huruf-hurufnya mulai memudar, sebab waktu terus berkarat.
atau bila kau tak lagi bisa membaca larik-larik puisi lirisku ini, disebabkan
kabut terus menebal di bola matamu. tafsirkanlah butir-butir hujan
yang kan singgah malam nanti. basahilah tubuhmu secangkir demi secangkir
agar aku merasakan harum tubuhmu yang kasturi.

dik, bila nanti aku berkunjung ke rumahmu dan aku lupa jalan pulang
tunjukkanlah aku peta warna merah yang dulu aku lukis di tangan kananmu
di situ telah kutanam beribu bunga melati yang sengaja kupetik
dari percintaan kita yang dibatasi oleh jarak: sunyi
juga beribu doa yang kulafazdkan di setiap sujud tahajjudku
: semoga hujan datang diakhir may nanti, akan kujemput separuh
wajahmu yang kulupa.


Prenduan, 19 April 2010 M
Biodata Penyair
Erfan Setiawan. Lahir Ganding, Sumenep 07 Agustus 1990. Kini penulis masih melanjutkan studinya di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura, dan aktif di berbagai komunitas sastra. Antara lain: Sanggar Sastra Al-Amien (SSA), Sanggar Sastra Remaja Indonesia (SSRI) cabang Sumenep, Forum Lingkar Pena (FLP) ranting Al-Amien dan Forum Bahasa dan Sastra Indonesia Beberapa karyanya berupa puisi dipublikasikan di lokal dan nasional. Antologi puisinya yang pertama Di Bawah Sayu Matamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat bertamasya dan selamat melukiskan sejarah anda di bawah semua tulisan yang tersedia.